Universitas Udayana Berpartisipasi dalam Joint Working Group (JWG) Indonesia-Perancis XIII Tahun 2024

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Informasi Universitas Udayana (Unud) Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes hadir dalam "Joint Working Group (JWG) Indonesia-Perancis XIII Tahun 2024" yang berlangsung di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dalam pelaksanaan JWG ini Universitas Udayana turut berpartisipasi dalam pameran ini yang berlangsung dari tanggal 2 Juli hingga 5 Juli 2024. Pelaksanaan JWG yang berlangsung setiap dua tahun ini mengumpulkan ratusan delegasi dalam rangka memperkuat kemitraan dan membahas riset serta inovasi berkelanjutan antara Indonesia dan Prancis.

Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., dalam sambutannya mengatakan, forum ini merupakan wujud kerja sama strategis antara pemerintah Indonesia dan Prancis di bidang pendidikan. Forum ini mempertemukan para pejabat, pakar, lembaga pendidikan tinggi, dan aktor kunci terkait di bidang pendidikan tinggi, riset, dan inovasi antara dua Negara. JWG Indonesia-Prancis XIII ini mengusung tema “Fostering Indonesia-French Higher Education, Research, and Innovation Partnership for Advanced and Sustainable Future”. Pertemuan ini tidak hanya sebagai ajang berbagi praktik terbaik, tetapi juga sebagai platform untuk memperkuat kolaborasi dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan tinggi dan riset.

Acara ini dihadiri sekitar 350 pakar, praktisi, dan pemangku kepentingan dari Indonesia dan Prancis. Delegasi yang hadir terdiri dari lebih kurang 30 perguruan tinggi Prancis dan 48 perguruan tinggi Indonesia untuk memperkuat koneksi dan berbagi pengalaman kerja sama. Berbagai kegiatan dilaksanakan selama JWG berlangsung terdiri dari sesi pleno, pameran pendidikan, diskusi paralel tentang kemitraan dalam pendidikan tinggi dan riset, serta workshop tematik.

Sekjen Kemendikbudristek, Ir. Suharti, MA, Ph.D, mengatakan bahwa JWG yang dilaksanakan dua tahun sekali ini dimaksudkan untuk memperkuat kerja sama Indonesia-Prancis di bidang pendidikan dan kebudayaan. Ada ratusan delegasi dua negara mendiskusikan mengenai kerja sama yang sudah dilakukan dan merencanakan kerja sama yang akan dilakukan ke depan. Semua dibahas bersama-sama kedua belah pihak. 

Suharti menambahkan, melalui JWG, kerja sama Indonesia dan Prancis yang terjalin baik selama ini bisa semakin kokoh. Kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga riset dua negara pun bisa semakin kuat. Melalui kerja sama ini diharapkan proses dan hasil (output dan outcome) pendidikan semakin berkualitas serta semakin banyak hasil riset yang bisa digunakan di dua negara. Aspek kerja sama melalui JWG ini difokuskan pada hal yang dibutuhkan untuk pembangunan nasional. “Jadi prioritas kita yaitu fokus untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

JWG ini menjadi momentum penguatan program MBKM. Pemerintah Prancis sudah membuka pintu pendidikan tinggi maupun riset di Prancis untuk menerima mahasiswa Indonesia yang belajar di sana melalui program MBKM salah satunya IISMA maupun IISMAVO. 

Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone menyatakan rasa senangnya bisa mengkonkritkan kerja sama terutama di bidang pendidikan. “Program seperti pertukaran mahasiswa tentu sangat penting bagi dua negara. Kami harap banyak mahasiswa Indonesia yang datang dan belajar di kampus kami, dan begitupun sebaliknya,” ujarnya. 

Fabien Penone menekankan, kata kunci JWG yaitu penguatan partnership Indonesia dan Prancis yang sudah terjalin lama di bidang teknologi hingga agriculture. Namun, kali ini, kerja sama difokuskan untuk menjawab tantangan mutakhir di bidang pendidikan termasuk ekonomi digital hingga social sciences. 

“Kami sangat percaya apa yang kami bangun melalui kerja sama ini sangat penting untuk transformasi pendidikan dan percepatan pembangunan di dua negara. Atas urgensi itulah kami melibatkan banyak sekali delegasi dalam JWG ini,” tutur Fabien Penone.

Dalam pelaksanaan JWG ini Universitas Udayana juga berkesempatan bertemu langsung dengan mitra baru dari Prancis The Ecole Pratique Des Hautes Etudes (EPHE-PSL) dan melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) secara simbolis yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan Kerjasama dan Director International Affairs EPHE-PSL. Kerjasama dengan Prancis ini merupakan inisiasi dari Fakultas Ilmu Budaya Unud. Kerjasama kedua belah pihak dalam rangka penelitian dan kerjasama bidang akademik lainnya.