FT UNUD SELENGGARAKAN SEMINAR NASIONAL PELAPISAN ULANG PERKERASAN JALAN

(foto bersama: Seminar Nasional Pelapisan Ulang Perkerasan Jalan, Kamis (31/08/2017) dalam rangka Badan Kekeluargaan Fakultas Teknik (BKFT) ke-52)

Bukit Jimbaran – Fakultas Teknik Universitas Udayana menyelenggarakan Seminar Nasional Pelapisan Ulang Perkerasan Jalan, Kamis (31/08/2017) dalam rangka Badan Kekeluargaan Fakultas Teknik (BKFT) ke-52 di Aula Wiswa Karma, Fakultas Teknik Kampus Bukit Jimbaran. Seminar ini dilatar belakangi upaya untuk menjaga keserasian elevasi lingkungan disepanjang jalan, sehingga perlu diupayakan pelaksanaan daur ulang berupa penggarukan perkerasan jalan lama sebelum dilaksanakan pelapisan/overlay jalan.

Seminar menghadirkan narasumber dari Dinas PU Provinsi Bali dengan topik “Kebijakan Pemprov Bali Dalam Daur Ulang Perkerasan Jalan” dan narasumber dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional  VIII Jatim-Bali dengan topik “Daur Ulang Jalan di Indonesia”. Disamping narasumber dari unsur pemerintah, seminar juga menghadirkan akademisi diantaranya Prof. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME dengan topik “Dilema dan Pemanfaatan Hasil Garukan Perkerasan Jalan Lama dan Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, MT dengan topik “ Dampak Budaya dan Lingkungan Terkait Pelapisan Ulang Perkerasan Jalan di Bali”.

Dekan Fakultas Teknik Unud, Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT.,Ph.D dalam sambutannya menyampaikan forum ini sebagai salah satu upaya untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat terkait pelapisan/overlay perkerasan jalan yang selama ini dilaksanakan dengan cara pelapisan dan pelapisan sehingga elevasi permukaan jalan semakin meningkat yang berdampak pada tenggelamnya rumah penduduk, pertokoan, pasar akibat perbedaan elevasi yang semakin besar dan semakin meninggi.

Lebih lanjut Prof. Ngakan Suardana menyampaikan untuk menghindari hal tersebut kita dapat mengikuti negara-negara maju yang melakukan Reclaimed Asphalt Pavement. Salah satu metoda yang dapat digunakan adalah metoda recycling yakni sebuah upaya mengoptimalkan penggunaan kembali material lama menjadi material perkerasan  baru yang jauh lebih kuat. Konsep yang juga dikenal dengan “New Roads from Old’ ini, selain lebih ekonomis juga ramah lingkungan. Prof. Ngakan berharap pemerintah dapat mengupayakan pendanaan maupun mendukung tindak lanjut dari kegiatan ini.

Melaui seminar diharapkan dapat memberi kajian mengenai dampak pelaksanaan pelapisan ulang/overlay perkerasan jalan, mendiskusikan kemungkinan pelaksanaan daur ulang/penggarukan perkerasan jalan lama sebelum di overlay serta mengupayakan teknis dan sistem pengelolaan hasil garukan perkerasan jalan lama sebagai alternatif material pengganti agregat alam. (HM)