FIB GELAR PENTAS BUDAYA DALAM HUT FIB KE-58

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya tampilkan tarian Ja’i dari Bajwa Nusa Tenggara Timur

Fakultas Ilmu Budaya selenggarakan pentas budaya dalam memperingati HUT FIB Ke-58 dan BK FIB ke- 35. Acara ini berlangsung mulai tanggal 23 September hingga 27 September 2016 yang dibuka oleh Prof. Dr. Sutjiati Beratha selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan HUT FIB kali ini lebih memilih menyelenggarakan acara-acara dengan konsep budaya nusantara. Seperti menggelar pameran lukisan-lukisan peninggalan purbakala oleh Program Studi Arkeologi, pameran kain batik nusantara, makanan tradisional nusantara, lomba paduan suara, tarian-tarian nusantara, serta musikalaisasi puisi.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya mengunjungi Pameran Budaya

Konsep budaya nusantara ini dipilih untuk memperkenalkan dan menambah kecintaan civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya terhadapa budaya-budaya di Indonesia. Maria Maltidis Banda yang merupakan Dosen Ssastra Indonesia sekaligus juri dalam lomba paduan suara mengatakan budaya Indonesia merupakan warisan yang harus tetap dijaga dan dilestarikan sebagai identitas bangsa Indonesia dan diharapkan melalui acara pentas budaya ini dapat menambah spirit mahasiswa dalam mengasah intelektualnya di Fakultas Ilmu Budaya. Pentas Budaya disambut meriah oleh seluruh civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya, tidak terkecuali para dosen dan staf tata usaha yang turut tampil di panggung Pentas Budaya.

Grup paduan suara Program Studi Sastra Jepang ketika tampil di Pentas Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Antusiasme mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya semakin jelas ketika kompetisi paduan suara berlangsung. Lomba paduan suara ini diikuti oleh grup paduan suara mahasiswa setiap jurusan dengan membawakan lagu Hymne Udaya dan Mars Fakultas Sastra. Grup paduan suara membawakan ciri khas masing-masing untuk menambah skor dari penilaian dewan juri dengan harapan bisa memperoleh juara. Akhirnya lomba paduan suara dimenangkan oleh Program Studi Sastra Jepang, disusul oleh Sastra Inggris, juara ketiga diraih oleh Program Studi Sastra Indonesia, dan drijen terbaik berhasil disabet oleh Sastra Inggris yakni Putu Upik Mahardiani. (isma)