ICA-IUMRS 2018 Diharapkan Hasilnya Inovasi Baru Dalam Green Technology
Badung - The 19th International Conference in Asia - International Union of Materials Research Societies (ICA - IUMRS) 2018 "Innovation of Advanced Material for Green Technology and Sustainable", Rabu (31/10) di The Anvaya Beach Resort Kuta Bali. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama President IUMRS for Indonesia, Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Udayana (Unud) dengan co-host Fakultas Teknik Unud. ICA - IUMRS 2018 merupakan kelanjutan konferensi sebelumnya yang merupakan pertemuan terbesar untuk para ilmuwan dan insinyur terkenal di Asia dan kali ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta dan 40 narasumber dari 16 negara. Konferensi dibuka oleh Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof. Dr. Sri Adiningsih yang dirangkaikan dengan penandatanganan MoU antara Rektor Unud dengan President IUMRS serta penandatanganan MoU antara beberapa institusi yang hadir disana.
Rektor Unud, Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) menyampaikan bahwa Universitas Udayana sangat intens dan terbuka untuk berkolaborasi dengan semua institusi akademik, penelitian dan profesional dari seluruh dunia. “Kami bertujuan untuk menjalin kerjasama di berbagai bidang untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kami. Kami mulai melangkah dengan memperkuat inovasi dan penelitian hilir untuk mempercepat Universitas Udayana menjadi World Class University. Konferensi kolaborasi ini untuk memperkuat jejaring penelitian dan merupakan sebuah interaksi yang bermanfaat antara akademisi, peneliti, dan profesional dari berbagai negara. Oleh karena itu, sebagai Rektor, saya mendukung penuh kegiatan penting ini”, ungkap Rektor Unud. Rektor juga berharap Konferensi ini akan menciptakan jaringan dan kolaborasi internasional dan membuka ide-ide baru dalam menjaga kemakmuran dunia dalam semua aspek terutama untuk Universitas Udayana. Dalam konferensi ini ada sekitar 10 paper yang merupakan perwakilan dari civitas akademika Universitas Udayana.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof. Dr. Sri Adiningsih dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa didalam pembangunan di dunia, membangun berkelanjutan dan green technology itu menjadi suatu keharusan dan juga komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29%. Indonesia sudah bekerja keras melalui penghijauan daerah perkotaan serta penerapan energi baru terbarukan. Material Riset Society (MRS) ini penting sekali karena material sekarang banyak yang merusak alam seperti misalnya plastik. Sehingga Material lain perlu diciptakan agar ramah dengan lingkungan seperti misalnya untuk alat elektronik agar dapat didaur ulang kembali. Prof. Sri Adiningsih berharap melalui konferensi ini menghasilkan rencana kerja dan aksi konkrit menghasilkan green technology yang menjadi bentuk komitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan serta pengurangan emisi gas rumah kaca dan perusakan lingkungan. (HM)