SEMINAR NASIONAL NILAI-NILAI KEARIFAN DALAM KONTEKS SEJARAH LOKAL BALI
Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A (sebelah kiri), Dra. Anak Agung Ayu Rai Mahyuni, M.Si.(paling kanan) bersama jajaran Direktorat Jendral Kebudayaan Republik Indonesia di Auditorium Widya Sabha Mandala FIB Universitas Udayana.
Denpasar – Senin(17/04), Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana bekerja sama dengam Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Bali gelar seminar Nasional bertajuk “Nilai-nilai Kearifan dalam Konteks Sejarah Lokal”.
Seminar Naional ini merupakan rangkaian acara pelantikan pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Bali Periode 2017/2022 yang telah terselenggara pada hari Minggu (16/04) di Aula Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali, Gianyar. Pelantikan tersebut juga dihadiri oleh Dirjen Kebudyan Republik Indonesia yakni Dr. Hilmar Farid,Ph.D. yang sekaligus sebagai Ketua Umum MSI pusat.
Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) adalah asosiasi yang anggotanya terdiri dari penggiat sejarah baik dari masyarakat bidang kesejarahan maupun non kesejarahan. MSI ini sengaja dibuat untuk memberikan wadah kepada masyarakat yang ingin menggiatkan nilai-nilai kesejarahan baik lokal maupun nasional tanpa memandang backgrooundnya melalui tulisan-tulisannya.
Hilmar Farid pada sambutannya dalam pelantikan MSI Cabang Bali, menyampaikan bahwa RUU tentang kebudayaan ini pada dasarnya sebagai isu untuk mendorong ketahan budaya dan pembentukan karakter bangsa. Selain itu dalam undang-undang tersebut, diharapkan dapat membentuk karakter masyarakat yang mampu berinovasi dengan basis ilmu pengetahuan dan budaya.
“Karena ekonomi Indonesia sekarang hampir 60% berbasis pada budaya. Orang bisa bahasa asing dianggap sebagai kemajuan, budaya luar masuk langsung ditirukan, ditinggalkan identitasnya. Bagaimana gak krisis identitas. Pengobatan tradisional ditinggalkan semua berbondong-bondong pada medis. Padahal obat-obatan medis itu berawal dari tumuhan-tumbuhan tradional.” Kata Hilmar Farid.
HilmarFarid saat memberikan sambutan di pelantikan MSI Cabang Bali
Pelantikan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Bali periode 2017/2022 di Aula Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali, Gianyar.
Seminar yang berlangsung di Auditorium Widya Sabha Mandala Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ini turut menghadirkan, ilmuan, budayawan, seniman, pengajar, praktisi, penggiat sejarah seperti forum Majapahit, baik yang berasal dari Bali maupun luar Bali, serta jajaran Direktorat Jendral, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
”Diharapakan melalui seminar ini, yang menulis sejarah bukan lagi dari orang-orang kesejarahan saja, namun masyarakat non sejarah mau menulis sejarah” kata Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A sebagai ketua pelaksana.
Arus globalisasi pada masa sekarang ini secara tidak langsung telah memberikan dampak yang negatif bagi budaya bangsa Indonesia. Kearifan lokal sebagai identitas daerah perlahan memudar tergerus zaman. Spekulatif-spekulatif negatife yang kian muncul tentang kesejarahan semakin membuat generasi penerus enggan menyentuh identitas bangsanya sendiri.
Prof. Ni Luh Sutjiati Bratha, M. A, Dekan Fakultas Ilmu Budaya sangat mengapresiasi dengan terlaksananya kegitan ini. “Kegiatan ini sangat penting dilakukan, karena melalui tema ini kita dapat mengaktualisasi nilai budaya dalam upaya memantapkan pendidikan dan merevitalisasi nilai-nilai kerifan lokal untuk memperkuat harkat dan martabat bangsa.” tutur Prof. Sitjiati.
“Kemajuan zaman yang ditandai dengan semakin pesatnya teknologi informasi, apabila kita tidak bisa mengimbanginya maka yang terjadi adalah krisis budaya dan identitas. Karena kebudayaan adalah unsur identitas bangsa sekaligus sebagai warisan. Dengan mengungkap isu-isu yang berkaitan dengan kearifan lokal, kekuatan untuk membangun karakter masyarakat dalam menghadapi era globalisasi dapat terwujud dengan baik.” tambahnya. (Isma)