Kuliah Umum : Pembangunan Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi Oleh Prof. Dr. Rizal Djalil
Acara Kuliah Umum yang diselenggarakan di Auditorium Widyashaba Bukit Jimbaran
Bukit-Jimbaran. Rabu, 18 Januari 2017 bertempat di Auditorium Widya Shaba Bukit Jimbaran telah terselenggara Kuliah Umum sekaligus pemberian pembekalan kepada mahasiswa KKN PPM Periode XIV Universitas Udayana. Acara Kuliah Umum Pembangunan Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi Oleh Prof. Dr. Rizal Djalil dalam rangka pembelan umum KKN PPM Periode XIV Unud dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Udayana Prof.Dr.dr. Ketut Suastika,Sp.PD.KEMD. Bapak Prof. Dr. Rizal Djalil memberikan kuliah mengenai pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi baik tingkat Internasional maupun Nasional utamanya Bali.
“Ini merupakan kali kedua kehadiran Bapak Prof. Dr. Rizal Djalil di Universitas Udayana yang dimana pada kedatangan pertama Beliau saat saya mulai menjadi rektor serta pada saat pemeriksaan rutin untuk tatakelola yg baik dari aset yang harus dicatat dengan baik. Kami sangat berkesan dan mengucapkan terima kasih serta sangat mengapresiasi sekali atas inisiatifnya untuk menginspirasi kami dan para mahasiswa. Semoga bermanfaat bagi semua dan terima kasih juga untuk Bapak Wagub I Ketut Sudikerta yang selalu mensupport Universitas Udayana” ujar Bapak Prof.Dr.dr. Ketut Suastika,Sp.PD.KEMD saat memberikan sambutan.
“Kuliah umum diadakan di Unud karena saya sangat mengagumi Bali dan Unud. Selain itu karena saya juga menjadi profesor berkat Udayana. Wajar kiranya saya memperhatikan dan saya ikut merasa memiliki Universitas ini. Beberapa tahun ini di bawah pimpinan rektor tidak ada masalah mengenai keuangan di Udayana ini. Sedangkan jika kita berbicara mengenai Bali, bagi orang asing terutama di Eropa sangat merindukan Bali. Ditengah pertumbuhan ekonomi, dapat dikatakan bahwa di Indonesia pertumbuhan ekonomi 5% khususnya di bali mencapai 6%. Sehingga pertumbuhan ekonomi Bali lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi negara” kata Bapak Prof. Dr. Rizal Djalil.
Pemberian kenang-kenangan dari UNUD kepada Prof Prof. Dr. Rizal Djalil
Beliau juga menyampaikan bahwa apakah kita melupakan infrastruktur dan penanganan kemiskinan. Kita mencoba melihat bagimana tren APBN kita. Pada tahun 2007 penerimaan negara masih sekitar 0,4% kenaikan rata-rata 0,7% per tahun. Tiga tahun terakhir penerimaan pajak tidak sesuai target karena kita menikmati komoditi di era SBY, di era Jokowi pendapatan mengalami peningkatan melalui berbagi macam usaha salah-satunya tax amnesty. Tren pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sejak 2011 rata-rata sebesar 0,5% per tahun sampai tahun 2014 dari tahun 2014 pertumbuhan ekonomi bertahan dikisaran angka 5%. Bali tumbuh sebesar 6% merupakan hal yang luar biasa.
Pada era Jokowi pembangunan infrastruktur mengalami peningkatan yang tinggi pada tahun 2016 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Terjadi kenaikan angka belanja infrastruktur yang signifikan pada tahun 2015-2016 dan terdapat peningkatan pada realisasi belanja infrastruktur bidang PU PR tahun 2009- 2016. Menurut Beliau ini merupakan kebijakan yang rasional karena uang yg ada itu terbatas. Melakukan tex amnesty itu ternyata tidak mudah, yg seharusnya kita ingin menarik uang negara Indonesia yang di Singapura, tidak mudah karena mereka cenderung menetapkan regulasi yang ketat.
Indeks daya saing tahun 2016 kita khususnya pada bidang infrastruktur, walaupun belum memuaskan namun ada progres dan kemajuan. Tantangan kita pada pembangunan infrastruktur secara garis besarnya adalah displaritas, daya saing nasional, pemanfaatan sumberdaya dan urbanisasi yg tinggi. Khusus dibidang infrastruktrur persoalan yang jadi masalah adalah persoalan lahan. Dalam infrastruktur yg memegang peranan penting adalah bidang sumberdaya air karena memberikan kehidupan bagi negara. Khususnya Infrastruktur di Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2014 6,72%. Tahun 2015 5,96%, tahun 2016 6,30%. Regulasi dibuat untuk kepentingan orang banyak sesuai dengan tantangan yang ada dan masalah yang kita hadapi. Beliau berharap pembangunan infrastruktur kita berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Bali merupakan destinasi pariwisata Indonesia mampu menyumbang kesejahteraan nyata pada masyararat Bali. Penetrasi penduduk berbagai daerah menyebabkan padatnya penduduk di Bali dan kapasitas lingkungan menjadi menurun. Mohon bagi dosen pembimbing agar membimbing mahasiswa yang akan KKN untuk menerapkan ilmu yg didapat ke lapangan. Pada dasarnya di Bali perlu dilakukan pembangunan infrastruktur secara holistik untuk pertumbuhan dan perkembangan Bali yang baik. Konsep kita kedepan adalah melanjutkan infrastruktur yang ada dan meningkatkan kembali infrastruktur di Bali dengan membangun jalan tol dari Bali Barat ke Bali Timur. Hal ini dilakukan untuk meratakan kesenjangan yang terjadi di Bali khususnya di Buleleng. Kedepan kita akan mulai melaksanakannya, maka dari itu saya mohon dukungan dari BPK RI untuk melaksanakan pembangunan jalan tol di Buleleng dalam mengurangi kemacetan. Jumlah penduduk miskin di Bali mengalami penurunan dari 5,25 sekarang 4,15 % masyarakat miskin di Bali digenjot dengan program Bali Mandara. Dalam pelaksanaan KKN saya memberikan sumbangan sebesar 10 juta untuk LPPM” ujar Bapak I Ketut Sudikerta selaku Wakil Gubernur Bali.(krs)