Selaraskan Tradisi dan Globalisasi Program Studi Sastra Bali mulai Berbenah
Selaraskan Tradisi dan Globalisasi Jurusan Sastra Bali mulai Berbenah
Program Studi Sastra Bali berdiri sejak tanggal 29 September 1958 bersamaan dengan dibukanya Fakultas Satra Budaya di Universitas Udayana. Beralamat di Jln. Nias 13 Denpasar, tercatat sebanyak 140 mahasiswa (seluruh angkatan) yang terdaftar di Program studi Sastra Bali serta dibimbing 15 dosen tetap. Adapun fasilitas yang mendukung seperti , perpustakaan lontar, laboratorium nyastra , dsb. Sejak berdiri, Program Studi Sastra Bali telah meluluskan 425 Sarjana Sastra Bali.
Pada saat ini orang Bali sudah mulai kehilangan akar budayanya, arus Globalisasi sedikit demi sedikit mulai masuk dan bercampur dengan masyarakat. Tradisi yang sudah dianut sejak lama mulai mengalami perubahan, salah satunya arsitektur rumah bali yang mulai hilang. Konsep asta kosala kosali yang sudah di anut para undagi (arsitek) sejak lama mulai memudar dikarenakan pengaruh jaman serta minimnya lahan untuk menerapkan konsep tersebut. Selain itu pula warisan budaya bali yang tak kalah penting adalah aksara bali, tujuan penting dari adanya Program Studi Sastra Bali untuk mengingatkan kembali tentang warisan serta tradisi yang telah dimiliki sebelumnya.
Program Studi Sastra Bali mulai mengembangkan fungsi lembaga pendidikan yang memiliki kompetensi tinggi melalui pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Menurut Dr. Drs. I Wayan Suardiana, M. Hum. beberapa program mulai dikembangkan untuk menjawab tuntutan jaman diantaranya pembuatan kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), pengenalan Aksara Bali melalui media social seperti youtube, serta program yang disiapkan untuk kebutuhan masyarakat.
Mahasiswa program studi sastra bali mulai berperan aktif dalam mengembangakan dan memperkenalkan aksara bali ke lingkup yang lebih luas, diawali dengan media social seperti youtube, mahasiswa program studi sastra bali mulai mengisi ranah IT. Selain itu pula beberapa mahasiswa Sastra Bali diterima menjadi tenaga penyuluh Bahasa Bali yang bertujuan untuk menarik minat baca generasi muda terhadap aksara Bali.
Dr. Drs. I Wayan Suardiana, M. Hum. berharap kedepannya mahasiswa sastra bali dapat mengabdi dan kembali ke masyarakat dengan keterampilan serta fasih berbahasa Bali, melalui program pengabdian masyarakat mahasiswa diajak saling bertukar ilmu serta pengalaman satu sama lain. (karn)