National Symposium and Workshop in Anti-Aging Medicine 2025, Update Comprehensive Management in Anti-Aging Medicine
Denpasar - National Symposium and Workshop in Anti-Aging Medicine (NASWAAM) 2025 kembali digelar di Ballroom Prime Plaza Hotel Sanur, 14 hingga 16 Februari 2025. NASWAAM 2025 mengambil tema Update Comprehensive Management in Anti-Aging Medicine. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Informasi mewakili Rektor Universitas Udayana (Unud). NASWAAM 2025 ini juga menghadirkan narasumber dari Taiwan yakni Dr. Tom K.C. Kuo, Ph.D.
Ketua Panitia Prof. Wimpie Pangkahila dalam laporannya menyampaikan NASWAAM 2025 ini merupakan yang ke 15, dimana yang pertama pada tahun 2011. Melalui kesempatan tersebut pihaknya mengucapkan terima kasih atas dukungan sponsor dan peserta yang men-support pelaksanaan NASWAAM ini dan berharap kegiatan ini dapat memberikan masukan yang baru, ilmu yang baru bagi peserta dan dapat diaplikasikan kepada pasien dan diri sendiri.
"Satu hal yang barang kali ingin saya sampaikan dan yang penting juga adalah bagaimana kita mengaplikasikan itu untuk diri kita sendiri, sehingga kita bisa memberi contoh kepada pasien kita, inilah, beginilah prinsip-prinsip anti aging medicine yang bisa mendukung kualitas hidup kita sebagai anak bangsa," ujarnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Unud Prof. Komang Januartha Putra Pinatih dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Prof. Wimpie dan Tim yang telah mampu menjaga eksistensi daripada NASWAAM ini selama 15 tahun terakhir. Banyaknya jumlah peserta yang hadir menunjukkan bahwa persepsi di masyarakat bahwa salah satu ketakutan manusia sebelum meninggal adalah menjadi tua. Sehingga secara praktis kita melihat juga pusat-pusat layanan yang fokus pada anti aging itu sekarang banyak sekali di masyarakat. Ini menunjukkan bahwa konsep anti aging ini sudah sedemikian luas dimasyarakat.
Di sisi lain dalam anti aging medicine ada konsep ilmu kedokteran, dan begitu bicara konsep kedokteran maka yang pertama harus diperhatikan dalam melaksanakan praktek kedokteran adalah patient safety. Kemudian yang kedua yaitu harus memiliki dasar teoritis ilmu kedokteran yang sesuai sehingga bisa menjelaskan konsep anti aging ini secara ilmiah kepada masyarakat.
"Kami di institusi pendidikan kedokteran sudah barang tentu memiliki kewajiban bagaimana bisa meningkatkan pemahaman daripada para teman sejawat yang nantinya akan berpraktek untuk mengimplementasikan konsep anti aging ini di masyarakat untuk memahami dasar-dasar konsep kedokteran ilmiah sehingga apa yang kita lakukan, apa yang kita berikan kepada masyarakat itu memang sudah berbasis bukti. Itu yang terpenting dari sisi kami sebagai institusi pendidikan kedokteran," ucapnya.
Konsep anti aging itu bukan hanya konsep memoles secara fisik, tetapi juga bagaimana bisa menjaga agar fungsi fisiologis daripada seluruh organ-organ tubuh berada dalam keadaan muda sehingga bisa mendukung penampilan fisik untuk tampil lebih muda.
Sementara Wakil Rektor Prof. I Putu Gede Adiatmika dalam sambutannya menyampaikan secara tema yakni Comprehensive Management in Anti-Aging Medicine adalah tema yang sangat baik karena menangani anti aging dari berbagai perspektif dan interdisiplin maupun multidisiplin, bagaimana mengimplementasikan anti aging medicine kepada masyarakat dengan pendekatan yang komprehensif. Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada Program Studi Kekhususan Anti Aging Medicine yang telah menjaga dan mengembangkan anti aging medicine ini.
"Tantangan kedepan adalah bagaimana kita bisa memastikan bidang keilmuan anti aging medicine menjadi suatu bidang ilmu yang didukung oleh penelitian, riset-riset yang komprehensif dan kemudian dapat diterapkan, dapat diimplementasikan dalam suatu hilirisasi hasil-hasil penelitian kepada masyarakat," ujar Wakil Rektor.
Pihaknya mendukung upaya-upaya untuk selalu meningkatkan peran serta anti aging medicine di Universitas Udayana untuk menjadi salah satu pusat unggulan dalam upaya memberikan sumbangsih kepada masyarakat melalui anti aging medicine.