Dosen Universitas Pendidikan Ganesha Raih Gelar Doktor dari S3 Ilmu Linguistik FIB Unud

Salah seorang dosen Universitas Pendidikan Ganesha, Made Dharma Susena Suyasa, S.S., M.Hum, berhasil meraih gelar Doktor dari program studi S3 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) setelah dinyatakan lulus dengan predikat “Sangat Memuaskan” dalam ujian terbuka yang dilaksanakan pada Rabu, 7 Februari 2024 di Ruang Sidang Dr. Ir. Soekarno FIB Unud. Hal ini menjadikan promovendus lulusan doktor ke 203 FIB Unud dan doktor ke 224 di program studi S3 Ilmu Linguistik FIB Unud.

 


Promovendus membawakan disertasi dengan judul “Efektivitas Metode Pengajaran Berbasis Tugas Dalam Peningkatan Kemampuan Penerjemah”. Pada disertasi ini, promovendus berusaha untuk menemukan jawaban atas hubungan dan efektivitas penerapan metode pengajaran berbasis tugas terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

 


Temuan promovendus secara empiris menunjukkan bahwa mahasiswa yang tidak melakukan proses kognitif yang ideal cenderung melakukan kesalahan terjemahan yang mencakup ketidak-tepatan makna terjemahan, ketidak-wajaran struktur bahasa dalam terjemahan, dan ketidak-jelasan terjemahan. Temuan lainnya, secara metodologis, sintesis kajian penerjemahan yang berorientasi pada proses, pelatihan, dan produk menunjukkan bahwa metode pengajaran berbasis tugas merupakan metode pengajaran yang efektif untuk meningkatkan penguasaan teori proses penerjemahan mahasiswa. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan proses kognitif mahasiswa selama praktik penerjemahan yang diiringi oleh peningkatan nilai terjemahan mahasiswa tersebut. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa penerapan metode pengajaran berbasis tugas dapat meningkatkan penguasaan teori penerjemahan yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan penerjemahan.

 


Promovendus berkesimpulan berdasarkan hasil analisis bahwa sebagian besar mahasiswa yang belum memiliki pengetahuan tentang teori penerjemahan, khususnya teori proses penerjemahan, cenderung tidak melakukan fase analisis dan sintesis dalam proses kognitifnya selama praktik penerjemahan. Hal tersebut menyebabkan ada banyak struktur kalimat terjemahan yang terpengaruh oleh struktur kalimat dalam bahasa sumber. Selain itu, ada makna dalam teks sumber yang tidak tersampaikan dalam teks sasaran dan bahkan berubah sehingga menghasilkan terjemahan yang kurang berkualitas.


Hasil penelitian yang dilakukan promovendus mendukung pendapat yang dikemukan oleh Bell (1998) dan penerjemah lainnya seperti Hatim (2001), Nord (1991 & 1997), Vermeer (1989), dan William & Chasterman, (2006) yakni teori proses penerjemahan merupakan hal yang penting bagi seorang penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang berkualitas. serta pengetahuan tentang bahasa asing yang terlibat dalam penerjemahan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kualitas terjemahan.

 


Prof. Dr. Drs. I Wayan Simpen, M.Hum. selaku promotor, dalam sambutannya, menyampaikan pesannya agar promovendus baik-baik menyandang gelar doktor, mempergunakannya dengan bertanggung jawab serta selalu menjaga nama baik almamater. Prof. Simpen juga berharap bahwa gelar doktor yang diraih promovendus tidak menjadi akhir dari perjalanannya.

 


Berdasarkan hasil disertasi, promovendus melihat fenomena proses terjemahan yang terjadi berorientasi kepada produk (hasil terjemahan). Promovendus melalui disertasinya ini mencoba melihat bahwa bukan hanya produk yang dapat menentukan kualitas dari terjemahan. Tetapi juga melihat bagaimana pengetahuan si penerjemah dapat mempengaruhi hasil terjemahan tersebut. Berdasarkan kedua hal tersebut, promovendus mencoba suatu pendekatan baru dengan pendekatan yang maksimal secara akademik (teoritis), juga dengan memberikan si calon penerjemah merasakan proses penerjemahan berkali-kali yang dilakukan melalui metode pengajaran berbasis tugas. Dengan pendekatan yang coba diberikan, promovendus dapat memberikan hasil yang signifikan. (aam)