Menjawab Tantangan Pemberdayaan UMKM, Akademisi FEB UNUD: Perlu Sinergi Triple Helix
Era digitalisasi membawa tantangan tersendiri bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menjalankan aktivitas usahanya. Selain permasalahan modal usaha, pemasaran digital menjadi salah satu masalah yang juga perlu mendapat perhatian dalam upaya pemberdayaan UMKM. Peningkatan literasi digital menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini terungkap dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang mengambil tema Pemberdayaan dan Pertumbuhan UMKM Berbasis Kewilayahan Provinsi Bali.
FGD ini menghadirkan Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E., M.M., Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, R. Erwin Soeriadimadja, dan Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Dr. Made Dwi Setyadhi Mustika, S.E., M.Si. Masalah akses permodalan bagi UMKM pada dasarnya telah mendapat solusi dari berbagai kebijakan pemerintah seperti adanya Program UMKM Binaan Bank Indonesia. Ditambah lagi adanya kebijakan pemerintah dalam mengupayakan digitalisasi UMKM dengan menargetkan 40 juta UMKM terdigitalisasi pada tahun 2024.
Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana menyampaikan untuk menjawab berbagai tantangan dalam pemberdayaan UMKM dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak. “Sinergi Triple Helix dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM. Sinergi ini melibatkan pemerintah, universitas (akademisi), dan pelaku usaha itu sendiri”, ungkap akademisi yang akrab dipanggil Dede ini. Ditambahkan selain sinergi, konsistensi dari pelaku usaha dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, akan dapat mempercepat keberhasilan pemberdayaan UMKM berbasis kewilayahan.