Sukses Raih Gelar Sarjana Teknologi Pertanian, Sinta Anggraeni Bandingkan pH Awal dan Suhu Penyimpanan pada Ekstrak Pewarna Alami Daun Singkong
Sinta
Anggraeni, S.TP. yang kerap disapa Sinta sukses meraih gelar Sarjana Teknologi
Pertanian
(S.TP.) pada 16 November 2022 di Program Studi Sarjana Teknologi Industri
Pertanian Universitas Udayana dengan melakukan Studi Stabilitas Ekstrak Pewarna Daun Singkong (Manihot esculenta C.)
pada Perlakuan pH Awal dan Suhu
Penyimpana dibawah bimbingan ibu Dr. Ir. Ni Made Wartini, M.P. dan
ibu Ni Putu Suwariani,
S.TP., M.Biotech
Penelitian
yang dilakukan adalah pembuatan pewarna alami dari bahan alami daun singkong,
hal tersebut karena kandungan klorofil daun singkong yang tinggi sehingga
memiliki potensi sebagai pewarna hijau alami. Pada proses pembuatan pewarna
alami ini dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi. Metode maserasi merupakan proses
perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada suhu ruangan dan metode
maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-senyawa yang bersifat termolabil.
Proses
pembuatan pewarna alami yaitu daun singkong dipotong, kemudian dicuci
dengan air untuk menghilangkan kotoran. Selanjutnya daun singkong diblansir.
Blansir dilakukan dalam air panas dengan suhu 100°C selama kurang lebih 1
menit. Selanjutnya daun singkong dikeringkan menggunakan food dehydrator
pada suhu 50 ± 2°C. Daun singkong yang telah kering dihancurkan dan diayak
mengunakan ayakan 80 mesh hingga menjadi bubuk daun singkong yang seragam.
Setelah didapatkan bubuk daun singkong kemudian diekstrak menggunakan metode
maserasi dengan pelarut aseton 85% sehingga didapatkan ekstrak daun singkong.
Ekstrak yang didapatkan selanjutnya di simpan dengan cara ditambahkan larutan
buffer fosfat yaitu pH 9, 10 dan 11 dan disimpan pada suhu dingin 8oC
yang disimpan dalam kulkas dan suhu ruang 28oC yang disimpan di
dalam ruangan selama 7 hari. Sehingga didapatkan ekstrak pewarna alami daun
singkong paling stabil.
Sinta
Anggraeni melaporkan dalam penelitian yang dihasilkan yaitu Perlakuan pada pH awal 9 dan suhu 8±2ºC memberikan
stabilitas terbaik terhadap ekstrak pewarna daun singkong selama penyimpanan.
Penyimpanan ekstrak pewarna selama 7 hari menyebabkan penurunan kadar klorofil
total sebesar 48,44%, klorofil a sebesar 46,86%, klorofil b sebesar 49,35%,
kapasitas antioksidan sebesar 30,87%, namun menyebabkan peningkatan nilai
tingkat kecerahan (L*) sebesar 29,28%, nilai tingkat kemerahan (a*) sebesar
62,91% dan nilai tingkat kekuningan (b*) sebesar 49,02% terhadap kontrol.