Pasar Tani Rakyat Untuk Memperingati Ulang Tahun Fakultas Pertanian dan Hari Tani Nasional 2017
Suasana Pasar Tani Rakyat Dalam Rangka Memperingati Ulang Tahun Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang ke-50 dan Hari Tani Nasional 2017
Denpasar – Minggu, 24 September 2017 dilaksanakan kegiatan Pasar Tani Rakyat di Taman Kota Jalan Mulawarman, Lumintang, Denpasar. Pasar Tani Rakyat merupakan wadah bagi mahasiswa dan alumni fakultas pertanian untuk memasarkan produknya kepada masyarakat umum, baik produk olahan pertanian maupun budidaya pertanian. Hari Tani Nasional ditetapkan pada tanggal 24 September setiap tahunnya. Untuk memperingatinya, Civitas Akademika Fakultas Pertanian yang terdiri dari OKFP (Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Pertanian) dan dosen bekerjasama dengan dinas pertanian kota Denpasar mengadakan kegiatan Pasar Tani Rakyat. Selain itu juga Pasar Tani Rakyat merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperingati ulang tahun fakultas pertanian yang ke-50.
Persiapan kegiatan ini sudah dilakukan sejak pukul 05.00 WITA, namun semua stand dibuka untuk masyarakat umum pada pukul 06.00-10.00 WITA. Dalam Pasar Tani Rakyat tersedia 26 stand yang menjual berbagai macam produk olahan dan budidaya pertanian. 14 stand dari dinas pertanian kota Denpasar dan 12 stand dari mahasiswa dan alumni fakultas pertanian. Selain berjualan, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan pemberian stiker yang berisi tentang quotes pertanian dan pembagian mawar gratis kepada masyarakat untuk mengajaknya mempeingati Hari Tani Nasional. Selain itu juga ada penggalian dana untuk para pengungsi korban erupsi gunung Agung, Karangasem.
Penggalian Dana Untuk Para Pengungsi Korban Erupsi Gunung Agung, Karangasem.
Pemilihan tempat kegiatan di Taman Kota Denpasar adalah karena merupakan area masyarakat berkumpul, sehingga peluang pasar dan promosi menjadi lebih luas. Kegiatan ini mulai intensif dipersiapkan dalam waktu kurang lebih satu bulan. Pasar Tani Rakyat 2017 berbeda dengan tahun sebelumnya, jika pada tahun sebelumnya hanya melibatkan para mahasiswa, pada tahun ini bisa melibatkan beberapa elemen, diantaranya mahasiswa, dosen, dan pemerintah kota Denpasar serta alumni fakultas pertanian.
“Harapan yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman, terutama teman-teman yang mahasiswa, akademisi yang memiliki bidang ilmu terkait terhadap pertanian. Saya berharap idealisme terhadap pertanian bisa ditanamkan lebih dalan sehingga peringatan Hari Tani Nasional bisa dirayakan bersama-sama. Karena saya lihat belum semua bisa memaknai latar belakang diri sendiri dalam artian sebagai mahasiswa pertanian”, ungkap Putu Edi Swastawan selaku ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Ir. Anak Agung Ngurah Gede Suwastika, M.P., Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Universitas Udayana merasa senang dengan kratifitas yang luar biasa dari para mahasiswa. Beliau mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan ajang bagi para mahasiswa untuk mengembangkan softskill agar bisa terjun ke masyarakat, sehingga selain hardskill yang didapatkan dalam kelas, para mahasiswa ketika lulus bisa mempunyai hardskill dan softskill yang seimbang. “Harapan kedepannya akan terus dilaksanakan, karena kita juga sering melaksanakan kegiatan-kegiatan yang seperti ini. Kegiatan yang paling besar nanti adalah Agrifest yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali yang akan mempromosikan produk-produk hasil pertanian. Saya juga punya kelompok petani binaan yang setiap tahunnya diajak kerjasama dan mereka sangat antusias dengan kegiatan-kegiatan seperti ini”, ungkapnya.
Dr. I Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, SP., M.Agr. selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini dilaksanakan setiap tahun untuk memperingati Hari Tani Nasional dan ulang tahun fakultas pertanian. Pasar Tani Rakyat pada tahun ini lebih memfokuskan pada pengembangan wirausaha pertanian di fakultas pertanian. “Kita semua menginginkan bagaimana kita mengembalikan produk pertanian Bali ataupun Indonesia sebagai tuan rumah di negerinya. Sekarang justru kebalikannya, banyaknya barang impor yang masuk, seperti buah-buahan impor, itu kan bukan produk petani kita. Dengan adanya saingan-saingan seperti itu tentu akan mematikan produk petani. Terutama buah impor yang dijual dengan harga murah dan orang-orang lebih memilih buah impor, karena beranggapan buah impor lebih bagus. Ini kan tidak membela petani, sebenarnya pesan inilah yang ingin kita sampaikan. Kita membutuhkan pertanian dalam negeri”, ungkapnya. Selain itu beliau juga berharap untuk tahun depan konsep seperti ini terus dilanjutkan dan diperuntukan masyarakat luas. (fai)