Kuliah Umum Kapolda Bali dalam Rangka Stadium General Pra Wisuda ke-120

  • Dipostkan Oleh Rektorat
  • 10 Maret 2017
  • Telah dibaca 3993 kali

Foto bersama Kapolda Bali beserta jajaran, Rektor Universitas Udayana dan Wakil Rektor 

Bukit-Jimbaran. Telah dilaksanakan kegiatan kuliah umum pada hari Jumat, 10 maret 2017 dalam rangka Stadium Geneal Pra Wisuda dengan tema “Toleransi, Radikalisme dan Terorisme dalam Perspektif NKRI” yang dibawakan oleh Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose dan dihadiri oleh Polda Bali, para Wakil Rektor, Para Dekan Fakultas, Direktur Pasca Sarjana, Ketua LPPM, Ketua LP3M, para Kepala Biro dilingkungan Universitas Udayana. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Widyasabha yang diikuti oleh calon wisudawan dengan jumlah calon wisudawan sebanyak 1119 orang.

Penyerahan kenang-kenangan dari Rektor Universitas Udayana kepada Kapolda Bali

Acara diawali dengan sambutan Rektor Universitas Udayana Bapak Prof.Dr.dr. Ketut Suastika,Sp.PD.KEMD. Dimana Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sentuhan bagi wisudawan yg relatif baru yang merupakan kelompok masa depan kita, SDM yang dibutuhkan pada saat ini untuk menjadi hebat dan maju dikemudian hari. Oleh karena demikian biasanya memerlukan sentuhan yang akan di sampaikan oleh Bapak Irjen Pol. Dr. Petrus Renhard Golose mengenai toleransi, radikalisme dan terorisme yang pada umumnya tidak di dapatkan di perkuliahan. Disatu sisi pribadi ini dianggap penting di dalam berbangsa untuk menjaga keutuhan bangsa ini kedepan karena tantangan kedepan akan jauh lebih hebat dibandingkan apa yang telah kita lalui.

“Konsep dasar kita jelas Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika inilah yang mempersatukan negara kita, jangan sampai radikalisme menjadikan kita terpecah belah. Kita semua orang Indonesia yang berbeda agama maknailah kita hidup sebagai bangsa yang besar. Keinginan untuk hidup bersama, pesatuan yang kesatuan yang harus dijunjung tinggi. Tanah air 17 Agustus kita nyatakan kemerdekaan. Jangan sampai lupa konsep wawasan nusantara. Hindari disintergrasi” kata Bapak Irjen Pol. Dr. Petrus Renhard Golose.(krs)