BERKAH DAN TANTANGAN ARSITEKTUR ERA MODERN

Foto bersama panitia, pembicara, dan peserta seteleh seminar Arsitektur 2017

Denpasar – Minggu (26/02) Kita sudah memasuki era modern, banyak kemudian tenaga-tenaga asing arsitek yang sudah masuk ke negara lain termasuk Indonesia. Nah ini adalah tantangan yang menarik dan tantangan yang harus kita hadapi bagaimana bisa mengupayakan untuk memproteksi kekayaan arsitektur Nusantara, kemudian bisa mengembangkannya dan melestarikannya” ujar I Nyoman Widya Paramadhyaksa saat memberikan sambutan pada Seminar Arsitektur 2017 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur Udayana di Gedung Agrokomplek Kampus Sudirman.

Seminar Arsitektur oleh HMA Unud ini adalah acara tahunan yang diselenggarakan sejak dua tahun terakhir. “Semoga kedepannya acara seperti ini tetap berlangsung dan dapat ditingkatkan lagi menjadi seminar nasional, yang dapat mendatangkan teman-teman mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia. Agar kita tahu juga bagaimana model arsitektur di Nusantara dri teman teman sprofesi kita. Dan bila perlu kembangkan lagi menjadi seminar Internasional” tutur I Nyoman Widya Paramadhyaksa, S.T.M.T.PhD. selaku sekretaris jurusan Arsitektur Unud ketika memberikan sambutan.

Prof. Dr.Ir. Put Rumawan Salain, M.Si. saat memberikan materi pada Seminar Arsitektur 2017

Meskipun masih dua kali terselenggara, acara tahunan Arsitektur ini telah mampu mendatangkan peserta sebanyak 240 orang yang terdiri dari mahasiswa, siswa-siswi SMA/sederajat dan juga umum. Apalagi saat ini jurusan Arsitektur di Udayana adalah salah satu jurusan yang banyak digandrunngi oleh mahasiswa atau siswa/siswi. “Bisa dikatakan jurusan arsitek saat ini banyak peminatnya, terbukti setiap tahun kuota terus bertambah sampai jurusan kwalahan. Disamping memberikan wawasan tentang problematika arsitektur nusantara di Indonesia ini kepada peserta, kami juga memperkenalkan kepada mahasiswa dan siswa siswi SMA tentang apa saja sih yang dipelajari oleh arsitektur, dan skup kerja nya itu dimana saja. Sekaligus juga perkenalan jurusan” Kata Mahendra Ananta ketua panita penyelenggara Seminar HMA 2017.

Pembangunan di Indonesia seakan tidak pernah ada habis-habisnya. Sudah barang tentu ini adalah satu pekerjaan dari pada bidang arsitektur. Semakin modern suatu bangsa semakin besar pula pembangunannya. Entah bagaimana nasip lahan dua pulu tahun kedepan. Itulah realita sekarang. Dengan mengusung tema “Berkah dan Tantangan Arsitektur Nusantara pada Era Modern” diharapkan para akademisi maupun praktisi mampu mepertahankan jati diri arsitektur nusantara dengan tetap mengikuti era modern yang terus berubah. Modern yang dimksudkan disni adalah modern dalam hal meteril.

“Jati diri arsitektur nusantara jangan sampai hilang, meskipun kini telah berkembang arsitektur modern, yang artinya modern dalam bahan materil. Ada seorang kritikus arsitektur mengatakan bahwa andaikan bangunan di Indonesia banyak yang menggunakan kayu, ketika terjadi bencana tidak akan menelan korban banyak seperti bencana di Aceh. Berbeda dengan sekarang yang serba beton sekali terjadi bencana korban banyak berjatuhan. Sebab kayu memiliki kapasitas yang lebih ringan dan dapat mengapung walaupun beberapa saat” ujarnya lagi. (Isma)