Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Kerjasama dengan Animal Dont Speak Human Gelar Scoping Report
Denpasar - Universitas Udayana (Unud) melalui Fakultas Kedokteran Hewan berkolaborasi dengan Yayasan Perlindungan Hukum Satwa Indonesia dan World Animal Protection menyelenggarakan Scoping Report: Implementasi Kesejahteraan Hewan yang Diternakkan serta Dampaknya Terhadap Lingkungan dan Masyarakat di Bali bertempat di Ruang Nusantara Gedung Agrokompleks Kampus Sudirman Denpasar, Selasa (26/3/2024). Kegiatan ini dihadiri berbagai kalangan yang terdiri dari unsur akademisi, Dinas terkait, Kepolisian, Satpol PP, asosiasi, LSM dan mahasiswa.
Kegiatan yang dibuka oleh Rektor Unud ini menghadirkan keynote speaker Mark Dia Global Programme Director, Farming dari World Animal Protection dengan topik Moving the world for people, animal and our planet. Disamping itu juga terdapat tiga narasumber lainnya yakni Drh. Ni Wajan Lesstyawati Palgunadi, M.Si (Penyuluh Pertanian Ahli Utama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali) dengan topik Kondisi Pemenuhan Kesejahteraan Hewan yang Diternakkan di Bali; Dr. drh. Kadek Karang Agustina, MP (Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana) dengan topik Scoping Report: Implementasi kesejahteraan hewan ternak dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat di Bali; dan Fiolita Berandhini, SH (Ketua Animal Dont Speak Human) dengan topik Scooping Report: Dampak aktivitas peternakan terhadap kesehatan lingkungan dan kepatuhan perijinannya di Bali.
Ketua Panitia Indri Prihati dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini merupakan kerja sama Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dengan Yayasan Perlindungan Hukum Satwa Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Animal Dont Speak Human yang berlangsung sejak tahun 2023. Kegiatan berlangsung sejak 2023 hingga 2024 yang didukung oleh Animal World Protection dengan melibatkan Dosen Peneliti dan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah pihaknya ingin menyampaikan beberapa hasil penelitian yang akan didiskusikan dan pada akhirnya akan disusun draft rekomendasi langkah strategi kedepan untuk dilaksanakan pada proses peternakan yang lebih baik untuk kesehatan masyarakat maupun lingkungan.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Nurul Hadi Ristiyantri, S.Pt.,MP mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali dalam sambutannya menyampaikan konsep kesejahteraan hewan mengenal adanya lima kebebasan, pertama bebas dari rasa haus dan kelaparan, yang kedua bebas dari ketidaknyamanan, yang ketiga bebas dari rasa sakit, keempat bebas untuk mengekspresikan perilaku normal dan kelima bebas dari rasa takut atau tertekan. Kesejahteraan hewan tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan hewan tetapi juga bagi kehidupan manusia.
"Dengan memperhatikan kesejahteraan hewan atau ternak menjadi harapan kita bersama mampu mendapatkan hasil peternakan yang berkualitas baik, sehat dan menyehatkan," ujarnya.
Beberapa manfaat penerapan kesejahteraan hewan ternak diantaranya mampu mengurangi tingkat kematian hewan, meningkatkan status kesehatan hewan, meningkatkan produktivitas ternak dan peningkatan reproduksi, menekan biaya produksi peternakan dan berperan dalam pengendalian penyakit hewan.
Sementara Rektor Unud Prof. Ngakan Putu Gede Suardana dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini digagas oleh Fakultas Kedokteran HewanUnud melalui kerja sama dengan Yayasan Perlindungan Hukum Satwa Indonesia dan World Animal Protection, dimana isu kesejahteraan hewan memang isu yang inklusif yang sangat erat kaitannya dengan hak asasi manusia seperti kesehatan publik dan lingkungan yang sehat serta dampaknya pada habitat hewan itu sendiri. Sejak tahun 2023 melalui kerja sama yang dijalin telah dilakukan kegiatan untuk mengidentifikasi bagaimana peternakan yang ada di Bali termasuk kesehatannya. Melalui kegiatan ini akan didiskusikan sehingga mendapatkan sesuatu yang bisa direkomendasikan terhadap pemerintah untuk keselamatan bersama dan kesejahteraan hewan.