Arsip Nasional RI Bersama Universitas Padjajaran, Universitas Airlangga dan Universitas Udayana Gelar Konferensi Bandung-Belgrade-Havana (BBH)
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Udayana (Unud) bersama-sama menyelenggarakan konferensi Bandung-Belgrade-Havana (BBH) Commemorative Conference in Global History and Perspective yang dilaksanakan selama 2 hari 13-14 November 2022 bertempat di Hotel Four Star, Renon, Denpasar.
Konferensi ini melibatkan sekitar 140 sarjana dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi dari berbagai bidang profesional serta aktivis gerakan sosial dan solidaritas, yang berbasis di wilayah geografis yang beragam di Afrika, Amerika, Asia, Australia dan Eropa.
Konferensi ini juga dilaksanakan dalam rangkaian peringatan 60 tahun Konferensi Nonblok Beograd dan 55 tahun, Konferensi Tiga Benua Havana, yang merupakan tindak lanjut dari Konferensi Bandung. Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk memperingati tiga konferensi tersebut karena menjadi saksi atas peran kunci Indonesia dan Presiden Sukarno. Selain para pemimpin Bandung lainnya, dalam sejarah perjuangan internasional untuk perdamaian, keadilan, dan kemakmuran global. Konferensi ini berlangsung berturut-turut di empat tempat yang memiliki arti khusus dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan hubungan khusus dengan Sukarno yang masing-masing dilaksanakan di Jakarta (07/11), Bandung (08-09/11), Blitar (09/11), Surabaya ( 10-12/11) dan Bali (13-14/11).
Sementara rekomendasi pelaksanaan BBH di Bali adalah :
1) Kolonialisme, neo-kolonialisme dan imperialisme Barat masih bercokol di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin. Gerakan-gerakan sosial dan politik di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin perlu bersatu untuk menggalang kekuatan dan solidaritas guna mengakhiri kolonialisme, neokolonialisme dan imperialisme serta memebangun alternatif tata-dunia baru berdasarkan perdamaian, keadilan dan kemakmuran abadi.
2) Perang masih terjadi di berbagai bagian dunia, baik di Afrika, Asia, Amerika maupun Eropa. Peperangan tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga secara virtual, digital, melalui sosial-media dan secara ekonomi melalui sanksi-sanksi negara-negara Barat terhadap negara-negara yang tidak sesuai dengan kepentingan Barat. Perang yang terjadi di Ukraina saat ini bisa dipahami sebagai perlawanan Rusia terhadap agresi Barat yang sudah berlangsung secara bertahun-tahun melalui sanksi-sanksi ekonomi dan media. Perang di Ukraina adalah perang antara AS-NATO melawan Rusia. Perang ini sudah memakan korban jiwa tapi juga berdampak pada krisis global di bidang pangan, energi dan keuangan. Kampanye untuk menghentikan perang perlu terus dikumandangkan, termasuk seruan untuk menghentikan pasokan senjata dari Barat kepada Ukraina.
3) Dalam krisis global ini, NAM dituntut untuk berperan lebih aktif memprakarsai langkah langkah damai dengan membangun sinergi dengan BRICS guna mengimbangi kekuatan ekonomi dan militer dari AS, NATO dan sekutu-sekutunya.