FKP Unud sebagai Salah Satu Host Pelaksanaan Seminar Internasional on Fish and Fisheries (ISFFS)
The Indonesian Ichthyological Society (MII) bersama Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Udayana, Pusat Penelitian Perikanan, Kelautan dan Perikanan (KKP), Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), BIONESIA Indonesia, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University dan Universitas Teknik Perikanan Jakarta selenggarakan Seminar Internasional On Fish And Fisheries (ISFFS) secara virtual melaui zoom meeting yang diselenggarakan selama dua hari dari tanggal 13 -14 Juli 2021.
Seminar ini dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Gubernur Bali, Ketua Indonesian Ichtiological Society (MII), dan para Peserta seminar yang berasal dari Amerika Serikat, Belanda Perancis, Jerman, New Zealand, Korea Selatan Jepang, Malaysia dan Indonesia. Hadir dua pembicara utama dalam seminar ini yaitu Ir. Sakti Wahyu Trenggono, MM (Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia) dan Prof. Dr. Ir. I Wayan Arthana, MS (Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana). Di samping itu juga hadir empat pembicara lainnya yaitu 1. Dr. Nocolas Hubert (Institut de Recherche pour le Developpement France), 2. Prof. Dr. Dr. Habil. Sven M. Bergmann (Institute of infectiology Germany), 3. Prof. Dr. Teguh Peristiwady (Bitung Research Station, Research Center for Oceanography, Indonesian Institut of science), dan 4. Dr. Allen Collins (National Museum of Natural History, Smithsonian Institute USA).
Charles P.H. Simanjuntak, Ph.D selaku Ketua panitia seminar dalam laporanya menyampaikan, seminar ini dimaksudkan untuk menyediakan platform bagi akademisi, peneliti, praktisi dan pemerintah dari seluruh dunia untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi masalah, peluang, dan solusi yang mempromosikan keberlanjutan jangka panjang sumber daya ikan dan perikanan terutama di daerah tropis.
Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Anak Agung Raka Sudewi, Sp.S (K) dalam sambutanya menyampaikan terima kasih atas dilibatkan Fakultas Kelautan dan Perikanan dalam pelaksanaan seminar ini. Melalui International Seminar on Fish and Fisheries Sciences (ISFFS) Universitas Udayana ikut serta dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pengembangan penelitian sesuai dengan kepentingan masyarakat lokal, nasional dan internasional. Peran serta kita semua sangat penting untuk turut serta dalam upaya mewujudkan bumi yang sehat, aman dan nyaman bagi umat manusia, salah satunya melalui kontribusi dan peran penting perikanan serta budidaya untuk menjamin ketersediaan protein, nutrisi hewani bagi umat manusia dan harus dipastikan bahwa kegiatan perikanan dan akuakultur memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan.
Perkembangan Industri 4.0 yang menjadi landasan terwujudnya masyarakat yang sangat cerdas 5.0 (Super Smart Society 5.0) telah mewarnai seluruh sektor perikanan dan kelautan. Penerapan teknologi digital di sektor perikanan menunjukkan tren positif bagi Indonesia. Melalui kerja sama dengan banyak lembaga internasional, Indonesia berhasil meningkatkan produktivitas tangkap ikan dari 6,54 juta ton pada tahun 2016 menjadi 9,45 juta ton pada tahun 2018 yang nantinya diharapkan melalui perkembangan industri 4.0, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan protein dan nutrisi hewani dari sektor perikanan dan kelautan.
Output yang diharapkan dari International Seminar on Fish and Fisheries Sciences (ISFFS) ini adalah publikasi ilmiah dosen, peneliti dan mahasiswa pascasarjana Indonesia yang diterbitkan dalam jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional bereputasi (terindeks SCOPUS) dan dalam Prosiding Internasional terindeks SCOPUS. Hal ini sejalan dengan tujuan Universitas Udayana untuk meningkatkan potensi sumber dayanya dalam menghasilkan publikasi ilmiah nasional, internasional, dan kekayaan intelektual untuk kepentingan masyarakat dan menjalin kerja sama di berbagai bidang untuk meningkatkan kualitas tridharma perguruan tinggi.
Sementara itu Gubernur Bali Dr. Ir. Wayan Koster, M.M menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ichthyologi Indonesia atas prakarsa menyelenggarakan pertemuan ilmiah di bidang kelautan dan perikanan dan melilih Bali, dan melibatkan Universitas Udayana sebagai salah satu hostnya. Provisinsi Bali merupakan kesatuan wilayah pulau Bali dan beberapa pulau kecil dengan luas wilayah daratan sekitar 5.636 km2, dengan luas perairan laut wilayah 9.440 km2, dan panjang garis pantai 633 km2. Walaupun dari segi luas wilayah daratan dan perairan lautnya tergolong relatif kecil namun alam Bali diberkahi oleh sumber daya kelautan dan perikanan yang beragam dan bernilai sangat tinggi baik secara ekonomi maupun ekologi. Pulau Bali juga diuntungkan pada posisi strategis secara ekologi dimana Bali merupakan area penting sebagai transisi masa air dari samudra pasifik ke samudra hindia yang sangat kuat dipengaruhi oleh arus laut kepulauan indonesia serta area penting dari kawasan segitiga karang dunia. Posisi strategis ini menyebabkan laut wilayah Bali mengandung kekayaan hayati yang tinggi baik di tingkat ekosistem maupun di tingkat jenis. Kekayaan hayati ini termasuk kategori tinggi di kawasan asia pasifik. Adanya arus laut kepaulauan indonesia juga menyebabkan perairan laut di Bali kaya akan daerah-daerah pembalikan masa air dinggin dari dasar ke permukaan laut sehingga menjadikannya daerah penangkapan ikan menjadi produktif.
Untuk meningkatkan peran serta kelautan dan perikanan sekaligus menjaga sumber daya dan lingkungannya bagi pembangunan berkelanjutan sangat dibutuhkan dukungan riset dan inovasi. Program riset berperan sangat penting untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi yang ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan pembangunan kelautan dan perikanan utamanya di daerah Bali. Hasil-hasil riset sangat dibutuhkan untuk mengangkat potensi sumber daya yang masih terpendam dan mengoptimalkan pemanfaatannya seiring pula dengan upaya menciptakan proses produksi yang produktif, efisien dan berdaya saing serta bernilai tambah tinggi baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan.
Sementara itu Menteri Kelautan dan Perikana Ir. Sakti Wahyu Trenggono, MM dalam sambutanya menyampaikan Pemerintah menyadari sertor kelautan dan perikanan akan menjadi kekuatan ekonomi nasional jika dikelola dengan benar. Sumber daya laut dan pesisir khusunya perikanan sebaiknya dilihat sebagai satu kesatuan yag tidak terpisahkan. Untuk itu KKP telah menyiapkan perwakilan strategis jangka panjang sebagai penjabaran dari ekonomi biru yang berperan penting terhadap berkelanjutan ekologi dan peningkatan kesejahteraan ekonomi. Strategi ekonomi biru ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, perluasan lapangan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dalam jangka menengah KKP telah menetapkan tiga program prioritas tahun 2021/2024 yaitu pertama peningkatan PNBP dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, kedua pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan, dan ketiga pembangunan kampung perikanan budi daya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal. Jadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan tersebut yaitu penggunaan teknologi, kesiapan sumber daya manusia sehingga mencapai usaha di sektor perikanan yang memiliki produktivitas tinggi berdaya saing efisien.