Untuk Pertahankan AIPT A, Enam Prodi di Unud Diharapkan Dapat Terakreditasi Internasional
Denpasar - Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unud menggelar Sosialisasi dan Workshop Akreditasi Internasional Bidang Kesehatan, Kamis (28/2) di Gedung BM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kampus Sudirman Denpasar. Sosialisasi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. I Nyoman Gde Antara dan dihadiri oleh Ketua dan Sekretaris LP3M, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Wakil Dekan Fakultas Peternakan, Tim LP3M dan Para Kooprodi di bidang kesehatan. Narasumber yang hadir adalah Prof. Dr. Wahyuning Ramelan, Sp.And (LAM-PTKes) dan Prof. dr. Titi Savitri Prihatiningsih, MA.,MMed.Ed.Ph.D (UGM).
Ketua Panitia, Prof. Putu Alit Suthanaya menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ini untuk mendukung Unud mencapai World Class University sehingga lulusan mendapat pengakuan secara internasional. Sosialisasi dibagi dalam dua tahapan yang pertama bidang keteknikan dan yang kali ini adalah bidang kesehatan. Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi nantinya akan dilaksanakan training yang menurut rencana diadakan pada bulan Maret. Harapan Prodi mulai menyusun task force yang menjadi cikal bakal tim penyusun borang akreditasi internasional. Karena untuk meraih nilai AIPT A setidaknya 5% Prodi terakreditasi internasional bereputasi dan sebelum tahun 2021 diharapkan ada enam Prodi yang terakreditasi internasional bereputasi.
Wakil Rektor, Prof. I Nyoman Gde Antara dalam sambutannya menyampaikan beberapa Prodi masih ada terakreditasi C karena baru berdiri dan untuk akreditasi internasional masih kosong. Peta jalan pengembangan Prodi adalah bagi yang telah terakreditasi A akan didorong untuk ikut akreditasi/sertifikasi ditingkat internasional, untuk yang B ditingkatkan menjadi A dan yang C dinaikkan minimal menjadi B. Hal ini merupakan tantangan tersendiri karena beberapa keterbatasan yang dimiliki khususnya bagi Prodi yang baru berdiri.
Mengingat masa akreditasi Unud berlaku hingga tahun 2021 dan proses akreditasi selanjutnya dengan indikator baru, hal ini menjadi tantangan besar karena harus ada Prodi terakreditasi internasional. Sehingga untuk mempertahankannya dengan melihat indikator menjadi semakin sulit. Indikator untuk meraih akreditasi A tidak cukup hanya dengan melaksanakan Tri Dharma tetapi harus memiliki outcomenya bagi masyarakat. Perkembangan baru diatas A ada istilah Unggul. Saat ini akan lebih konsentrasi dalam akreditasi internasional dan tahapan mengikuti AUN QA sedang berjalan untuk empat Prodi.
Beberapa narasumber telah dihadirkan seperti dalam sosialisasi akreditasi internasional bidang keteknikan (Indonesia Accreditation Board for Engineering Education/IABEE) menghadirkan Prof. Muhammad Romli (Chair of International Committee IABEE). Dalam sosialisasi akreditasi internasional bidang kesehatan Prodi pada Fakultas Kedokteran menjadi salah satu sasaran untuk mengikuti akreditasi internasional. Untuk itu saat ini Para Koorpodi pada Fakultas Kedokteran dan Fakultas Peternakan menjadi peserta dalam sosialisasi. Target dua tahun kedepan adalah enam Prodi terakreditasi internasional dan diharapkan Fakultas Kedokteran dapat menyumbang tiga Prodi terakreditasi internasional. Tantangan selanjutnya adalah keberlanjutan dari program ini mengingat manfaatnya sangat besar bagi institusi, mahasiswa dan alumni. Wakil Rektor berharap program ini dapat berjalan sesuai dengan target. (HM)