BALI AGA DESA SAMBIRENTENG TERKIKIS, PRODI ANTROPOLOGI AJAK MAHASISWA LAKUKAN PENELITIAN

Salah satu kegiatan latihan penelitiann sharing materi mengenai Identitas Baru oleh para mahasiswa Antropologi Udayana di Desa Sambirenteng.
 
Buleleng – Kamis (25/03), Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana kembali selenggarakan Pelatihan Peneltian dan Pengabdian kepada Mayarakat atau yang sering disebut dengan PPPM, di desa Sambirenteng, Kecamatana Tejakula, Buleleng. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang terus digencarkan oleh Prodi Antropologi. Bukan hanya di Bali saja, namun latihan penelitian oleh Prodi Antropologi ini sering dilakukan di kawasan Indonesia Bagian Timur seperti Sumba dan Lombok.
 
Adapun tujuan diselenggarakannya kegitan tersebut diantaranya adalah menciptakan mahasiswa yang dapat a) menyeimbangan intelektual, emosionel dan spiritual, b) memperkenalkan ruang lingkup kajian Antropologi kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa baru, c)mempersiapakan mahasiswa Antropologi Uinversitas Udayana agar memiliki kompetensi di lapangan, d) serta mempersiapkan mahasiswa Antropologi yang handal dalam menulis laporan penelitian.
 
Kegiatan kali ini diikuti oleh mahasiswa Antropologi yang masih aktif, beberapa alumni dan para dosen Antropologi Unud, dengan jumlah total peserta 131 orang. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Senin hingga Kamis (22-25/03). Selama empat hari para mahasiswa diajarakan tentang bagaimana pelaksanaan penelitian lapangan yang baik dan benar oleh para dosen maupun alumni. Tidak sebatas itu, mahasiswa juga melaksanakan temu akrab dengan aparat desa Sambirenteng dan pengenalan lebih jauh mengenai suku dan budaya Bali Aga di Sambirenteng serta melakukan pengabdian masyarakat bersama-sama. 
 
Kali ini mahasiswa prodi Antropologi memilih tema “Dampak Globalisasi Terhadap Identitas Asli Bali Aga di Desa Sambirenteng” yang sekaligus sebagai bahan kajian praktek penelitian. Di era globalisasi yang modern ini mau tidak mau, cepat atau lambat seluruh lapisan masyarakat akan ikut mengalami perubahan akibat dampak dari terjadinya globalisasi. Termasuk keberadaan suku Bali Aga yang merupakan suku asli Bali yang semakin lama semakin mengalami perubahan. Dikawatirkan dampak dari pengaruh globalisasi ini akan mengikis keaslian suku Bali Aga yang kini hanya dapat di jumpai di beberapa wilayah Bali.
 
Mario Y. Bayuwarta, salah satu mahasiswa Antropologi sekaligus ketua pelaksana kegiatan penelitian Atropologi 2018 mengungkapkan, Sambirenteng merupakan salah satu desa Bali Aga yang kini telah mengalami banyak perubahan akibat pengaruh dari globalisasi. Adapun pengaruh tersebut adalah perkembangan pariwisata yang ditandai dengan banyaknya berdiri villa dan resort, sistem perekonomian yang sudah mulai maju, serta masyarakat yang cenderung bekerja di tempat pariwisata dan tidak lagi mengelola kerifan lokal sebagai identitas budayanya.
 
Diharapakan dengan adanya kegiatan rutin praktek penelitian ini, para mahasiswa antropologi semakin akrab dengan bahan kajiannya yakni masyarakat, serta mampu menambah pengetahuan dan wawasan budaya lokal di Indonesia. “Karna untuk menjadi Antropolg yang handal itu tidak dapat diperoleh secara instan melainkan harus terus melakukan latihan, baik latihan di lapangan maupun menulis hasil laporan penelitian lapangan” ujar Mario.