LURAH SUMERTA APRESIASI MAHASISWA SEJARAH LAKUKAN PENELITIAN DI DESANYA

Ida Pedande Gde Putra Bajing Kepala Desa Keluarahan Sumerta saat memberikan pembekalan pada mahasiswa Sejarah Udayana di Kantor Kelurahan Sumerta.

Denpasar – Kamis (09/03), Sehubungan dengan adanya program penelitian dari Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Udayana tentang sejarah sosial dan budaya dalam mengelola migrasi di Kelurahan Sumerta, Dr. I Nyoman Wijaya, M.Hum. selaku dosen Ilmu Sejarah mengajak mahasiswa turun ke lapangan. Hal ini dilakukan guna melatih mahasiswa untuk langsung terjun ke lapangan guna mempraktikkan metode dan teori yang telah didapatkannya selama perkuliahan. Sekitar 15 mahasiswa mulai turun hari ini ke masyarakat Keluarahan Sumerta untuk melakukan wawancara dan observasi. Adapun hasil dari penelitian ini nantinya akan dijadikan sebagai acuan oleh para pengambil kebijakan yang ingin menggunakan potensi budaya dalam mengelola kebijakan migrasi.

Reinaldo Fahmi Zackaria salah satu mahasiswa Ilmu Sejarah saat melakukan wawancara dengan masyarakat Kelurahan Sumerta

Ida Pedande Gde Putra Bajing selaku Kepala Desa Keluarahan Sumerta menyambut baik kedatangan para mahasiswa Sejarah Udayana. “Saya sangat mengapresisasi kepada adik-adik mahasiswa sudah bersedia dan tertarik untuk melakukan penelitian di desa kami. Sumerta ini adalah salah satu daerah yang dikenal dengan kesenian, adat dan budaya yang dapat menarik masyarakat luar atau migran untuk tinggal disini. Dan tidak sedikit pula orang asing yang tertarik dengan daerah kami. Banyak juga diantara mereka yang sangat menyukai seni Bali. Bahkan orang asing pun sudah bisa menampilkan kesenian Bali” Ujar nya ketika memberikan pembekalan kepada mahasiswa sejarah Unud.

Memang budaya bukan hal asing lagi bagi Bali. Namun budaya tanpa sejarah apalah artinya. “Di zaman yang modern ini, banyak siswa/siswi atau mahasiswa yang lebih tertarik dengan bidang pariwisata dan ekonomi karena dianggap lebih bisa menguntungkan. Sedikit sekali yang mau belajar budaya dan sejarah, contohnya saja mahasiswa sejarah di udayana sekarang ini hampir 70% adalah berasal dari luar Bali. Jangan heran bila beberapa tahun kedepan orang asing lebih tahu budaya Bali dari anak Bali sendiri ” Kata I Nyoman Wijaya. Hal demikian memberikan refleksi bagi para pemuda dan anak bangsa untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya bangsanya.

Budaya lahir dari kebiasaan manusia. Budaya akan tetap ada karena kebiasaan manusia. Kebiasaan yang terus menjalankannya. Dan budaya itu akan hilang karena kebiasaan manusia. Kebiasaan manusia yang lupa akan identitasnya. (Isma)