HOLLAND SCHOLARSHIP INFO SESSION
Denpasar – Telah berlangsung sosialisasi beasiswa studi di Belanda pada hari rabu, 5 Oktober 2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis aula lantai 4, Gedung BM. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai fakultas dan dibuka oleh sekretaris Center for Internasional Programe (CIP) Udayana yakni Bapak I Ketut Tika. Selain itu Han Domers, Msc. selaku director Nuffict Nesso Indonesia juga turut hadir sekaligus memberikan sosialsasi beasiswa di Belanda secara langsung kepada peserta.
Belanda menawarkan banyak beasiswa bagi mahasiswa Internasional termasuk Indonesia. Beasiswa yang telah dirancang oleh pemerintah Belanda antara lain Student in Nederland (Stuned), Orange Tulips Scholarship (OTS), Erasmus, Erasmus Mundus, Tempus, Netherlands Fellowship Programme (NFP). Program beasiswa ini deberikan oleh pemerintah Belanda kepada mid-career professional Indonesia sebagai bagian dari bentuk kerja bilateral antara kedua pemerintahan tersebut. Ada tiga jenis utama perguruan tinggi di Belanda, yakni Universitas Ilmu Terapan, Universtas riset, dan Institut pendidikan internasional dengan pilihan 2.100 program studi.
Beasiswa di Belanda ini rupanya tidak hanya diminati oleh negara-negara berkembang saja melainkan juga banyak mahasiswa dari negara maju yang melanjutkan pendidikannya di Belanda seperti Jerman, Cina, Belgia, Spanyol dan prancis. Semua itu karena Belanda adalah salah satu negara yang menjadi pionir dalam menemukan solusi yang inovatif, creative, dan terbuka. Pemerintah Belanda juga memberikan kebijakan penambahan waktu selama tiga tahun pada mahasiswa internasionalnya untuk mengembangkan karirnya di Belanda.
Belanda dengan nama lainnya Natherlands atau Holland adalah negara yang berada di Eropa Barat dengan luas yang relatif kecil. “Jika dibandingkan dengan Indonesia hanya seluas provinsi Jawa Barat, dan kalau dilihat permukaan laut itu lebih tinggi dibandingkan dengan daratan, maka tidak heran bila orang-orang di Belanda membuat daratan diatas permukaan laut”. Ujar Tin salah seorang staff Nuffic Nesso Indonesia.
“Dengan segala keterbatasannya orang-orang Belanda selalu mencoba mengoptimalkan SDM dan SDA yang dimilikinya. Belanda hanya mempunyai angin sebagai sumber daya alamnya, dengan memanfaatkan SDM, mereka membuat kincir angin untuk memompa air supaya tidak naik ke daratan, selain itu kincir angin itu juga mereka manfaatka untuk mengolah tepung roti, dan pemabangkit listrik. Daratan yang rendah tidak menjadi alasan untuk Belanda dalam mengembangkan sektor pertaniannya, buktinya Belanda mampu menjadi salah satu negara pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia. Bandingkan dengan Indonesia yang wilayahnya yang sangat luas dengan sumber daya alam yang melimpah, namun Indonesia belum mampu mengolah SDM secara optimal.” Ujarnya lagi.
Adanya beasiswa ini memberikan peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi dan berkarir di Belanda. Namun setelah itu mereka harus tetap kembali ke negera asalnya dengan membawa ilmu yang telah mereka dapatkan dan kembali mengaplikasikannya kembali guna menjadikan negara Indonesia menjadi lebih baik.(isma)