FIB UNUD SUKSES SELENGGARAKAN KEGIATAN DISEMINASI HASIL PENELITIAN DOSEN

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana mengundang 38 dosen pemenang hibah skema Penelitian Unggulan Program Studi (PUPS) dan Penelitian Dosen Muda tahun 2022 untuk mengikuti diseminasi hasil penelitian. Kegiatan diseminasi ini dilaksanakan di Quest Hotel Kuta, Badung (18/11/2023) dengan mengundang kembali Prof. Dr. St. Hanggar Budi Prasetya dari ISI Yogyakarta dan Prof. Drs. I Made Suastra, M.A., Ph.D., dari FIB Unud sebagai pemateri.


Dalam laporannya, Bapak Prof. Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum., selaku Ketua Pelaksana Kegiatan sekaligus Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (UP2M) FIB Unud menyampaikan bahwa kegiatan diseminasi yang dilaksanakan adalah ajang berbagi hasil luaran penelitian dosen FIB Unud yang diselenggarakan karena komitmen fakultas dalam meningkatkan kegiatan penelitian di FIB.


“Diseminasi ini adalah ajang berbagi hasil dan luaran penelitian. Kami di tingkat fakultas memiliki kepentingan dan komitmen yang tinggi untuk mengembangkan kegiatan penelitian di tingkat fakultas. Hasil-hasil penelitian yang didesiminasikan hari ini akan kami dokumentasikan untuk selanjutnya kami evaluasi sebagai upaya sinkronisasi dan penguatan kegiatan penelitian di FIB”, ungkap Bapak Prof. Netra.


Seirama dengan yang disampaikan sebelumnya oleh Ketua Penyelenggara, Dekan FIB Unud, Bapak I Nyoman Aryawibawa, S.S., M.A., Ph.D., turut menyampaikan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini merupakan upaya fakultas untuk meningkatkan jumlah penelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif.


“Mengacu pada dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang dimiliki FIB, maka kami di level UPPS (Unit Pengelola Program Studi) berkomitmen untuk secara konkrit melaksanakan implementasi akademik dari Renstra tersebut, yang salah satunya adalah meningkatkan jumlah penelitian secara kuantitatif dan kualitatif. Sebagai UPPS, kami berupaya untuk memfasilitasi Bapak/Ibu dalam mengimplementasikan kegiatan tridharma.” papar Bapak Aryawibawa, Ph.D.


Sebelum melaksanakan diseminasi hasil penelitian, para peserta memperoleh pemaparan materi dari dua narasumber. Pemaparan materi pertama yang berjudul “Recent Social Science Research Paradigm” dibawakan oleh Bapak Prof. Drs. I Made Suastra, M.A., Ph.D. Dalam pemaparan materi yang dibawakannya, Bapak Prof. Suastra menjelaskan paradigma-paradigma terkini dalam penelitian sosial dan humaniora. Beliau menekankan bahwa saat ini banyak topik-topik penelitian yang menarik dan dapat dikaji secara multidisiplin sehingga para dosen FIB Unud di bidang linguistik sejatinya dapat berkolaborasi dengan para dosen di bidang budaya dalam melaksanakan penelitian.


Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua oleh Bapak Prof. Dr. St. Hanggar Budi Prasetya dari ISI Yogyakarta dengan materi yang berjudul “Berbagai Alternatif Diseminasi Hasil Penelitian yang Mendapat Rekognisi”. Dalam pemaparannya, Bapak Prof Hanggar membagikan tips & trick yang bisa dilakukan untuk memperoleh recognisi dalam diseminasi hasil penelitian. Salah satu hal yang menjadi penekanan dari Beliau adalah peneliti harus jeli dalam memilih jurnal baik nasional maupun internasional yang dituju.


Seusai memperoleh pemaparan materi, seluruh peserta kegiatan, yang merupakan pemenang hibah PUPS dan Penelitian Dosen Muda Tahun 2022, memaparkan hasil penelitian yang telah mereka lakukan. Kegiatan diseminasi dibagi menjadi tiga sesi dan bertempat di dua ruangan berbeda.


Ibu Anak Agung Shanti Sari Dewi, S.S., M.Hum., salah seorang peserta, mengaku begitu berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh FIB Unud terhadap penelitian yang ia lalukan. Penelitian yang dilakukan Ibu Shanti, M.Hum., merupakan penelitian di bidang lanskap linguistik yang kajiannya berfokus pada situasi kebahasaan masyarakat kota Denpasar dan Badung ditinjau dari kontestasi bahasa pada tanda luar ruang di 3 shopping mall di kedua daerah tersebut.


“Saya berharap hasil penelitian yang saya lakukan akan bermanfaat bagi ilmu lanskap linguistik dan memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana kondisi kebahasaan masyarakat Denpasar dan Badung saat ini”- ungkap Ibu Santhi, M.Hum. (nhw)