Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Turut Serta dalam Pemeriksaan Ante Mortem Post Mortem Galungan Bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung

Kegiatan pemeriksaan ante mortem post mortem (AMPM) dalam rangka memperingati Hari Raya Galungan yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung mengajak Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Udayana (Unud) untuk turut serta turun ke lapangan sebagai relawan.

Pada Sabtu (22/07), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKH Unud bersama dengan dinas terkait resmi mengadakan kegiatan pembekalan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa/i PPDH dan S1 yang akan turut serta dalam pemeriksaan AMPM. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 100 mahasiswa dan seluruh dosen kesehatan masyarakat veteriner (KESMAVET) FKH Unud yang berperan sebagai narasumber dalam memaparkan materi terkait tata cara untuk memeriksa ternak babi yang diperbolehkan untuk dibagikan kepada masyarakat setempat. Tak hanya menyampaikan materi terkait dengan tata cara pemeriksaan, pihak dinas pun turut serta memaparkan pembagian wilayah dan juga logistik yang akan dibawa oleh para relawan dari pihak mahasiswa/i FKH Unud.

Kemudian, pada Minggu (30/07) para relawan bersama dengan dokter hewan dari pihak dinas turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan ante mortem dan dilanjutkan pada keesokan paginya untuk melakukan pemeriksaan post mortem. Dalam pemeriksaan yang telah dilakukan tentu tidak selalu berjalan mulus dikarenakan beberapa tempat yang terdaftar ada yang sulit ditemukan dan tidak melakukan penyembelihan. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat semangat para relawan surut. Hal ini dibuktikan dengan kesigapan relawan untuk membantu di daerah lainnya yang memang terdapat banyak hewan ternak.

Pada kegiatan tersebut, para relawan dihadapkan pada banyak kasus yang ditemukan seperti adanya cacing hati, adanya hemoragik pada organ, dan lainnya. Namun, hal itu justru menjadi tantangan dan juga pengetahuan baru bagi para relawan, terlebih dokter hewan dinas dan dokter hewan dari fakultas siap untuk membantu menyelesaikan kasus yang dihadapi relawan di lapangan.

 

“Untuk kegiatan pemeriksaannya membantu mahasiswa untuk lebih mengenal perbedaan dari organ-organ yang sehat dan sakit pada hewan babi. Selain itu, membantu kita untuk lebih komunikatif dengan masyarakat setempat dan tahu bagaimana cara untuk menyampaikan hasil temuan kita pada masyarakat,” ujar Lefira saat ditanyakan terkait dengan kesan pesan mengikuti kegiatan.

Dengan turun ke lapangan, bertemu dengan banyak pihak diharapkan dapat membantu mahasiswa/i FKH Unud untuk sadar bahwa Dokter Hewan memiliki peran yang sangat penting sebagaimana yang sudah tercantum pada motto dokter hewan yaitu Manusya Mriga Satwa Sewaka. Diharapkan para relawan yang akan menjadi dokter hewan tetap dapat memegang teguh motto tersebut.

Penulis: Alvin Limanto