PERAN TANAMAN PAKAN DALAM MITIGASI DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM
Pertumbuhan dan produksi ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba, dan kerbau sangat ditentukan oleh produktivitas tanaman pakan yang mampu menghasilkan hijauan berkualitas dalam jumlah memadai (Suarna, 2003). Kualitas dan ketersediaan hijauan makanan ternak tersebut sangat ditentukan oleh keanekaan jenis tanaman dan implementasi berbagai aspek teknologi baik menyangkut teknologi budi daya tanaman, pengolahan pascapanen hijauan makanan ternak, difusi bioteknologi lingkungan tanaman, dan perbaikan mutu genetik tanaman.
Tanaman pakan umumnya berasal dari keluarga rumput-rumputan (Gramineae) dan kacang-kacangan (Leguminoceae). Beberapa jenis tanaman pakan tumbuh baik pada kondisi lahan yang cukup air (Suarna, 1996a) seperti rumput raja (Pennisetum purpuphoides), rumput gajah (Pennisetum purpureum), maupun siratro (Macroptilium atropurpureum). Sebagian tanaman pakan masih mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lahan yang sedikit air seperti rumput buff el (Cenchrus ciliaris), rumput panikum (Panicum maximum), legum stylo (Stylosanthes guianensis), gamal (Gliricidia sepium), desmantus (Desmanthus virgatus), dan sebagainya. Beberapa jenis tanaman pakan bahkan mampu berproduksi di bawah naungan tanaman perkebunan atau tanaman hutan (Sukarji et al. 2006) seperti rumput steno (Stenotaphrum secundatum), rumput karpet (Axonopus compressus), kacang pinto (Arachis pintoi) dan sebagainya. Keanekaan jenis tanaman pakan dengan kemampuan adaptasi yang berbeda terhadap berbagai kondisi lahan dan iklim memungkinkan pengembangan tanaman pakan dapat dilaksanakan pada lahan kering, di bawah naungan, dan bahkan pada lahan marginal.
Pengembangan tanaman pakan hingga saat ini belum banyak mendapat perhatian, kecuali beberapa jenis tanaman yang dimanfaatkan untuk konservasi lahan dan tanaman penutup tanah di areal perkebunan (Suarna, 2005a). Pembangunan peternakan pada masa mendatang akan dihadapkan pada permasalahan semakin terbatasnya sumber daya alam sebagai basis penyediaan hijauan makanan ternak. Berkenaan dengan hal tersebut maka penelitian, pengembangan, serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tanaman pakan menjadi kebutuhan yang semakin mendesak agar dapat meningkatkan ketersediaan hijauan pakan yang berkualitas.
Pengembangan tanaman pakan selain memiliki tujuan utama untuk menyediakan hijauan pakan, juga berperan untuk meningkatkan luasan tutupan lahan, konservasi lahan, meningkatkan kesuburan lahan, dan meningkatkan efisien penggunaan lahan. Munculnya berbagai pendapat dan anggapan bahwa peternakan dan industri peternakan adalah penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) yang cukup besar maka pengembangan tanaman pakan selain untuk memenuhi tujuan tersebut di atas sekaligus juga diharapkan mampu berperan dalam menyerap emisi GRK untuk membatasi laju peningkatan pemanasan global. Dengan demikian, implementasi iptek dalam pengembangan tanaman pakan tampaknya akan menjadi sebuah keharusan manakala ada komitmen semua pemangku kepentingan untuk melangkah bersama melaksanakan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.