Universitas Udayana Menjadi Tuan Rumah 11th Asian Raptor Research and Conservation Network (ARRCN) International Symposium
Denpasar - 11th Asian Raptor Research and Conservation Network (ARRCN) International Symposium digelar di Universitas Udayana, Kamis (10/10/2019) bertempat di Ruang Nusantara Gedung Agrokompleks Kampus Sudirman Denpasar, dengan tema "Strengthening Collaboration for Supporting Research And Raptors' Conservation". Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Universitas Udayana, ARRCN, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Republik Indonesia, dan Indonesia Ornithologist Union.
Rektor Unud Prof. A.A Raka Sudewi menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk bertukar informasi, termasuk metodologi penelitian, teknik untuk restorasi habitat dan penyusunan database. Tahun ini lebih kurang 200 peserta dari 14 negara hadir di Universitas Udayana untuk bertukar informasi di antara sesame anggota untuk membangun strategi konservasi yang mengarah ke konservasi dan habitat di seluruh negara Asia khususnya, serta strategi konservasi habitat di seluruh dunia.
Dalam kesempatan tersebut Rektor memberikan apresianya kepada Presiden ARRCN Dr. Toru Yamazaki, yang memberi kepercayaan kepada Universitas Udayana untuk mengadakan acara ilmiah berskala internasional dengan melibatkan Universitas Udayana. Apresiasi juga diberikan kepada Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia serta Pertamina Geothermal Energy atas dukungan yang telah diberikan sehingga kegiatan ini dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
Pada acara ini juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Rektor Universitas Udayana dengan Dirjen KSDAE. Ketua Unit Frank Williams Museum Patung Burung Universitas Udayana, Dra. Luh Putu Eswaryanti Kusuma Yuni, MSc., PhD menyampaikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman ini diharapkan menjadi kesempatan yang baik bagi Unud dalam membangun jejaring yang lebih luas di bawah payung kerjasama yang telah sepakati para pihak.
Sementara Dirjen KSDAE Ir. Wiratno, M.Sc menyampaikan kerjasama ini merupakan langkah yang bagus bagi civitas akademika, khususnya bagi mahasiswa dalam melakukan praktek konservasi di lapangan, mengingat kekurangan yang dimiliki mahasiswa saat ini adalah terlalu banyaknya teori yang diberikan, akan tetapi tidak menjiwai situasi yang ada lapangan, sehingga dengan adanya kerjasama ini diharapkan akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, dan civitas akademika lainnya. (HM)