Pancasila Bukan Wacana tapi Aksi Nyata
Foto Kiri: Drs. I Ketut Nama, M.Hum. Dosen Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana . Foto tengah: Pande Putu Biantari Darmayanti, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Foto Kanan : Putu Kumara Wiguna, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Setiap 1 Juni selalu diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila ialah dasar Negara Indonesia yang artinya bahwa segala hal yang dilakukan masyarakat Indonesia haruslah bersumber dan berdasarkan Pancasila.
Peringatan hari Lahir Pancasila 1 Juni beberapa waktu lalu dirayakan oleh masyarakat terutama pengguna media sosial dengan cara mengunggah foto mereka yang digabungkan dengan gambar bertuliskan “Saya Indonesia Saya Pancasila”. Menurut Pande Biantari salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, mengkampanyekan kecintaan pada Pancasila dengan memanfaatkan media sosial baik dilakukan, mengingat di era saat ini banyak orang – orang lebih aktif menggunakan media sosial.
“Pemahaman tentang Pancasila juga penting diberikan dan tak hanya di lingkungan formal saja, di informal seperti dalam keluarga juga perlu”, tambah Pande Biantari.
Melihat berbagai isu mengenai Pancasila yang saat ini sedang marak di media, Ketut Nama salah satu dosen Bahasa Indonesia melihat Pancasila di era digital ini telah mengalami pemerosotan dalam pemaknaannya. Ketut Nama berharap civitas akademika khususnya generasi muda tidak mudah dipecah belah dan melihat Pancasila sebagai alat pemersatu .
“Semoga Pancasila tetap menjadi alat pemersatu dan tidak perlu dipertanyakan lagi”, terang Katut Nama.
Kumara Wiguna salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana lebih menghimbau agar segala bentuk peringatan yang dilakukan tidak hanya bersifat seremonial saja.
“Bukan saatnya menjadi generasi wacana tapi saatnya menjadi generasi aksi nyata”, ungkap Kumara Wiguna.
Kumara juga menambahkan, jika hanya sekadar wacana tidak akan mampu menjadi dasar negara yang kokoh. 1 Juni akan selalu berdampingan dengan 1 Oktober, representasi nyata kekuatan Pancasila menggenggam "Bhinneka Tunggal Ika". (primasw)