PERCEPATAN INTERNASIONALISASI PROGRAM STUDI MELALUI AKREDITASI INTERNASIONAL
Peserta Semiloka Akreditasi Internasional dengan para Narasumber dari USAID-HELM
Globalisasi dunia pendidikan menjadi peluang bagi perguruan tinggi bermutu, tetapi justru menjadi ancaman serius bagi yang kurang dan tidak bermutu. Ternyata, usia, jumlah mahasiswa dan ukuran perguruan tinggi tidak lagi menjadi jaminan eksistensi, tetapi sebaliknya justru mutu dan kualitaslah yang dapat menjamin untuk tetap eksis. Ukuran luar yang besar tetapi bagian dalamnya berongga dan berlubang akan kalah jauh dengan ukuran kecil namun padat berisi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita berfikir memadatkan institusi kita. Padat “kualitas” dan berdaya saing, itulah yang berdampak pada eksistensi.
Universitas Udayana sebagai perguruan tinggi tertua di Bali, dengan hampir 1.600 orang dosen dengan lebih dari 24.500 orang mahasiswa, dikaruniai tiga modal besar menjadi universitas kelas dunia. Secara psikologis, insan Unud yang setiap saat bertemu orang asing/turis, sudah mempunyai modal psikologis besar dalam bergaul dengan orang asing; hubungan sosial masyarakat Bali dan insan Unud dengan para masyarakat ilmiah internasional merupakan modal sosial, dan kepakaran para guru besar, mahasiswa, dan dosen Unud tentang local wisdom/geneous Bali, adalah modal ilmiah sebagai top-runner (frontier) global. Namun, modal besar untuk meng-global (global capital) ini belum mampu terangkat secara maksimal dan menjadi tumpuan dalam melakukan lompatan global. Untuk mengakselerasi peran Unud menjadi pusat studi taraf internasional atau universitas kelas dunia, melalui kerja sama Unud dengan USAID-Higher Education Leadership and Management, dilakukan semiloka tentang percepatan internasionalisasi proram studi di lingkungan Unud yang dibedah melalui berbagai strategi seperti perankingan PT Internasional (QS), Sertifikasi dan Akreditasi Internasional. Kegiatan dilakukan selama dua hari, Kamis-Jumat, tanggal 15-16 Oktober 2015, bertempat di Lab. Bersama Universitas Udayana, Kampus Jl PB. Sudirman, yang diikuti oleh seluruh Dekan dan Pembantu Dekan Bidang Akademik, Direktur Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris Program Studi terakreditasi A (BANPT), para asesor BANPT di Unud dan tim pendamping akreditasi Unud. Narasumber adalah tim ahli dari HELM, Dr. Abdul Rahman, Dr. Menuk Primawati serta Dr. Sutanto Sastraredja dari UNS.
Dari kiri ke kanan : Dr. Sutanto Sastraredja (UNS), Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D (ketua BPMU Unud), Prof. Dr. I Made Damriyasa, MS (PR I Unud), dan Dr. Abdul Rahman (USAID-HELM)
Semiloka dibuka oleh Bapak Pembantu Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. I Made Damriyasa, MS., yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa sudah saatnya Unud menata jalan ke arah akreditasi Internasional, kalau mau tetap eksis dan bisa bersaing di dunia global. Peluang besar instutsi Unud, khususnya dalam meng-internasional-kan potensi Bali, harus segera diambil, jika tidak mau diambil oleh orang lain. Sudah saatnya Unud menata diri melalui persiapan, strategi yang inovatif menuju universitas kelas dunia dan berkontribusi dalam pemecahan masalah global.
Bapak Abdul Rahman (USAID-HELM) tampak bersemangat memberikan penjelasan yang diikuti oleh antusias para peserta untuk bertanya
Selama semiloka, fasilitator HELM sangat lihai memberdayakan para peserta untuk menggali potensi yang ada di program studi masing-masing serta memberikan pola berfikir cross-cultural dan multi disipliner/lintas program studi sehingga dapat bersinergi dalam membangun internasionalisasi Unud bersama-sama. Sementara itu, Dr Sutanto, yang merupakan motor penggerak UNS dalam menuju universitas kelas dunia, sharing berbagai hal mulai dari merencanakan berbagai indikator kinerja renstra dan renja dalam menjawab tiga tujuan institusi (institutional goal setting) seperti QS, AUN, Webometric dan juga akreditasi institusi unggul (A). Berbagai best parctices di UNS disharing yang mungkin kita dapat benchmark guna membawa Unud menuju arah WCU. Unud pasti bisa! (ins)