PUPAR LPPM Universitas Udayana Gelar FGD Refleksi Kepariwisataan Bali Berbasis Budaya, Berkualitas, Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan
Denpasar - Pusat Unggulan Pariwisata (PUPAR) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana (Unud) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Refleksi Kepariwisataan Bali Berbasis Budaya, Berkualitas, Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan bertempat di Ruang Nusantara Gedung Agrokompleks Kampus Sudirman Denpasar, Kamis (6/3/2025). FGD ini diikuti peserta dari unsur pemerintah, industri atau asosiasi, tokoh masyarakat, akademisi dan media serta menghadirkan lima narasumber yakni Ketua DPD Asita Bali, Anggota DPD RI Dapil Bali IB Rai Dharmawijaya Mantra, Ketua PHRI Bali, Perwakilan DPRD Bali dan Kadis Pariwisata Provinsi Bali.
Kepala PUPAR Unud Prof. Anak Agung Putu Agung Suryawan Wiranatha dalam sambutannya mengatakan tantangan kepariwisataan Bali semakin kompleks dan cenderung tidak menguntungkan bagi keberlanjutan pariwisata Bali. Sebagai contoh isu overtourism menjadi kontroversi karena banyak pendapat yang menyatakan bahwa isu Bali overtourism adalah isu yang mengada-ada, karena kenyataannya kondisi yang dianggap overtourism dirasakan hanya di sebagian sangat kecil dari wilayah Bali, yaitu Canggu, Seminyak dan sekitarnya.
Namun demikian kondisi over concentration di daerah tersebut perlu diperbaiki dengan upaya pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Pemangku kepentingan pariwisata telah berupaya keras menciptakan produk dan layanan pariwisata secara kolaboratif dan terintegrasi sehingga mampu menghadirkan kepuasan bagi wisatawan dan juga kebahagiaan bagi penduduk lokal. Namun masih disadari terjadi kelemahan disisi infrastruktur publik dan penerapan aturan hukum yang tegas dan konsisten baik kepada pelaku pariwisata maupun wisatawan. Berbagai persoalan belum tertangani dengan baik, sehingga citra negatif terkait sektor pariwisata Bali. Disamping itu isu lain yang menjadi sorotan masyarakat di media sosial juga perlu mendapatkan atensi dan dibahas dalam acara FGD ini.
“Kini saatnya kepariwisataan Bali mengambil langkah sistematis menuju Pariwisata Bali Era Baru yaitu kepariwisataan Bali yang berkualitas, bertanggung jawab dan berkelanjutan, yang berbasiskan pariwisata budaya agar manfaat pariwisata dapat dinikmati oleh Masyarakat Bali yang menjadi pengampu budaya Bali itu sendiri,” ungkapnya.
Sementara Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. I Gede Rai Maya Temaja mewakil Rektor Unud dalam sambutannya membuka acara menyampaikan Universitas Udayana yang memiliki keunggulan di bidang akademis pariwisata, mulai dari Program Pendidikan Vokasi/Diploma Pariwisata, Program Sarjana Pariwisata, Program Magister Pariwisata, sampai Program Doktor Pariwisata, serta pusat kajian pariwisata yang sudah menjadi Pusat Unggulan IPTEK Pariwisata di Indonesia, merasa terpanggil untuk ikut memberikan sumbang saran pemikiran dan solusi melalui acara FGD ini.
"Sudah saatnya kepariwisataan Bali mulai mengambil langkah yang sistematis, terstruktur dan terarah menuju kepariwisataan Bali yang berkualitas, bertanggung jawab dan berkelanjutan, yang tentunya tetap mengedepankan pariwisata budaya sebagai basis pengembangan kepariwisataan Bali agar manfaat pariwisata dapat dinikmati oleh masyarakat Bali yang menjadi pengampu budaya Bali itu sendiri," ujarnya.
Keberlanjutan kepariwisataan Bali berarti juga keberlanjutan kebudayaan Bali. Demikian juga sebaliknya, keberlanjutan kebudayaan Bali menjadi pendukung utama keberlanjutan kepariwisataan Bali. Kebudayaan Bali tidak hanya terkait karya seni, tari-tarian, upacara adat-budaya Bali, namun juga termasuk budaya terkait pelestarian alam dan lingkungan, serta pengembangan sumber daya manusia Bali, seperti yang tercantum dalam nilai-nilai kearifan lokal Bali yang dikenal dengan Sad Kerthi.
Melalui kegiatan FGD ini diharapkan dapat menginventarisasi dan memetakan tantangan yang dihadapi kepariwisataan Bali, serta secara bersama-sama mencarikan solusinya.