Universitas Padjadjaran Gandeng Universitas Udayana Peduli Konservasi Satwa Melalui Wildlife Journalism Competition di Bali
BALI, 21 Juni 2024 - Wildlife Journalism Competition (WJC) 2024 yang digagas oleh Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Universitas Padjadjaran (Unpad) bersama Garda Animalia, berkolaborasi dengan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), menyelenggarakan workshop di Universitas Udayana (Unud) di Gedung Perpustakaan Unud, Denpasar, pada Kamis 20 Juni 2024. Tema yang diusung adalah “Interaksi Negatif Manusia dan Satwa dari Sudut Pandang Jurnalisme Lingkungan”.
Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Dr. I Made Anom Wiranata, S.IP. M. A. “Spirit Konservasi lingkungan harus kita tumbuhkan dan harus ada dalam diri kita, di dalam diri teman-teman semua. WJC ini sangat baik untuk kehidupan satwa yang ada di Bali dan umumnya di Indonesia,” ujar Anom.
Workshop menghadirkan sejumlah pakar yang terdiri atas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali, Kadek Andina Widiastuti, S.Hut., M.Si., Senior Technical Advisor-Surveillance Risk Analysis Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases (FAO ECTAD) Indonesia Ali Rizqi Arasyi, Analyst Government Relation Pertamina NRE Arief Mulizar, serta Peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Unpad Herlina Agustin.
Dalam materi yang bertajuk “Upaya Mitigasi Interaksi Negatif Satwa Liar di Provinsi Bali”, Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali, Kadek Andina Widiastuti, S.Hut., M.Si. memaparkan data tren interaksi negatif satwa dan manusia di wilayah tersebut. Dia juga menyebutkan berbagai tantangan terhadap konservasi alam liar di Bali. “Kita tidak pernah dilibatkan dalam diskusi-diskusi mengenai pembangunan hotel atau villa, tapi tiba-tiba udah ada nih hotelnya, sudah dibangun nih villanya. Kita malah kebagian di bagian pelaporan bahwa ada satwa yang masuk ke hotel, satwa yang masuk area villa. Malah kita mengurusi hal yang seperti itu, padahal memang tempatnya itu adalah rumahnya satwa”, ujar Andina.
Dia mencontohkan, konflik dialami oleh Macaca fascicularis (monyet ekor panjang) yang dipicu oleh adanya alih fungsi lahan yang seharusnya menjadi tempat tinggal Macaca, tetapi dibangun hotel atau villa.
Senior Technical Advisor Surveillance Risk Analysis, FAO ECTAD Indonesia, Ali Rizqi Arasyi mengatakan bahwa Pulau Bali adalah daerah yang harus memperhatikan ancaman zoonosis. Ali menyebutkan bahwa zoonosis terjadi akibat penularan dari hewan ke manusia, atau sebaliknya. “Oleh karena itu konflik satwa tidak bisa diremehkan, hal ini menjadi salah satu aspek penting untuk diperhatikan dan diwaspadai bersama. Konsep One Health yang menyatakan adanya keterkaitan erat manusia, satwa liar, dan lingkungan dalam hal kesehatan menjadi solusi ancaman zoonosis,” ujar dia.
Terdapat juga pemaparan mengenai peran perusahaan energi dalam konservasi oleh Analyst Government Relation Pertamina NRE Arief Mulizar Pertamina. Paparan terkait peran media dan jurnalis lingkungan dalam konservasi pun dijelaskan oleh Project Officer WJC 2024 Herlina Agustin.
Acara juga diisi dengan pembekalan materi dengan tema “Praktik Jurnalistik Konservasi Satwa Liar” yang diberikan oleh perwakilan Garda Animalia, Mochamad Saifudin dan Prema Ananda. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara yang telah dibuka di Unpad pada 22 Mei 2024 lalu dan akan digelar di dua kota lain, yaitu Ambon dan Pontianak. Sebelumnya, acara serupa telah digelar di Medan, Surabaya, dan Pekanbaru. WJC 2024 merupakan kompetisi jurnalistik terbesar di Indonesia yang memberikan kesempatan kepada para jurnalis muda untuk mengangkat isu konservasi satwa liar, melalui berbagai mata lomba, yaitu artikel feature, photo story, dan dokumenter.