Pertanian Organik Jadi Hasil Program Pengembangan Desa Mitra di Desa Buahan, Kintamani
Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) oleh LPPM Universitas Udayana kembali
dilakukan di Desa Buahan, Kintamani, Bangli pada hari Minggu (15/09/2019). Desa Buahan
terletak di kawasan pariwisata Kintamani yang telah dikenal luas oleh wisatawan, akan tetapi
aktivitas pariwisata tersebut belum memberi manfaat yang signifikan bagi masyarakat sekitar
yang sebagian besar sebagai petani sayur – sayuran. Oleh sebab itu, pengembangan Desa Buahan
sebagai sentra agrowisata organic farming mulai dilakukan semenjak 2 tahun lalu untuk
membantu masyarakat sekitar. Adapun kegiatan pengembangan desa yang sudah dilakukan yaitu
: Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan aparat desa dan masyarakat sasaran,
pengembangan potensi pariwisata desa dengan sistem pertanian organik, pembuatan demplot
tanaman bawang merah diluar musim tanam, pemeliharaan biogas, pemanfaatan biosllury untuk
mol dan budidaya cacing tanah, demoplot tumpang sari bawang merah dan cabai besar,
pembuatan bawang goreng dan saos tomat serta pengemasan.
Menurut Ketua Pelaksana, Ibu Dr. Ir. Ni Luh Katini,MS., agrowisata dengan sistem
pertanian organik terpadu (sapi-biogas-cacing tanah-ikan, tanaman organik dan agrowisata)
memiliki peluang cukup baik untuk dikembangkan karena memberikan nilai tambah pada
petani yang menerapkan sistem pertanian organik, terintegrasi dengan ternaknya. Pengolahan
limbah ternak dengan sistem biogas dapat menghasilkan gas yang dimanfaatkan untuk
memasak dan biosllurynya digunakan untuk pupuk cair serta untuk pakan cacing tanah. Hal ini
mendorong kemandirian petani dibidang pupuk dan energi . Energi yang dihasilkan dari biogas
cukup digunakan untuk memasak sehari hari dan untuk pengembangan wirausaha bawang
goreng serta saos tomat. Beliau juga menambahkan dengan adanya system pertanian organic ini,
untuk bawang organic dalam beberapa bulan akan menyusut tetapi tidak sebanyak saat hasil
panen bawang menggunakan pestisida. Demikian juga dengan cabe dan tomat. Jika cabe
menggunakan kimia, panenya hanya sampai 7 kali tetapi setelah memakai pertanian organic
panen bisa sampai 15 kali. Jadi manfaat bisa langsung dirasakan oleh petani disini dari bidang
ekonomi dan lingkungannya menjadi bersih.
Bapak I Nyoman Tara selaku Ketua Kelompok Organik Di Desa Buahan mengatakan
bawah dirinya memiliki 20 orang anggota, dan semuanya merasakan bahwa hasil panen jauh
lebih baik dengan pertanian organic ketimbang pertanian menggunakan pestisida. Terlihat dari
hasil panen bawang, biasanya kekuatan bawang paling lama bertahan 25 hari, tetapai saat
menggunakan pertanian organic sampai 3 bulan setelah panen bawang tidak terlalu banyak
mengalami penyusutan. Beliau juga menambahkan sangat mendukung sekali program pertanian
organik ini untuk menjaga kebersihan danau serta lingkungan sekitar. (mnk)