Melatih Kepekaan Kaum Muda Terhadap Isu Global Mengenai Indigeneous People Melalui UBMUN

Memasuki tahun kelimanya, himpunan mahasiswa program studi Hubungan Internasional Universitas Udayana kembali menggelar Udayana Bali Model United Nations (UBMUN) pada 18-21 Agustus bertempat di b Hotel Bali & Spa. Acara yang dibuka pada Minggu (18/8) mengusung tema The Quintessential Dilemma: "What Makes Us Human” yang diawali dengan seminar pada hari pertama. Menghadirkan pembicara ternama, yakni Achsanul Habib selaku Direktur HAM & Kemanusiaan Kemenlu RI dan juga Putu Eka Guna Yasa S.S., M.Hum selaku dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, yang secara umum membahas mengenai budaya dalam masyarakat adat (indigeneous people). Kemudian pada hari kedua dan ketiga diramaikan dengan konferensi, yang mana semua peserta dari tiap delegasi akan membicarakan terkait isu-isunya di masing-masing dewan.

Dengan total 50 partisipan yang didatangkan dari seluruh perguruan tinggi dan SMA di Indonesia, Putu Ayu Meisya Anandira Erawan selaku Secretary General, UBMUN di samping melatih soft skill, selalu ingin menghasilkan kaum muda yang lebih peka terhadap isu-isu global terkini, terlebih mengajak mereka untuk mendukung kinerja pemerintah.

Hal senada disampaikan oleh Achsanul Habib yang sangat tertarik dengan tema UBMUN tahun ini, “Ini menarik karena perdebatan di dunia internasional mengenai isu indigeneous people belum selesai. Kemudian pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana dengan Indonesia? Apa yang bisa Indonesia berikan dan apa yang Indonesia bisa dapatkan dari perdebatan dunia tadi.” Kemudian dengan melakukan lebih banyak kajian literatur dan praktikal dari beberapa pembahasan di dunia mengenai isu indigeneous people, kaum muda diharapkan memiliki pengertian dan konsep yang akurat.

Turut hadir pula Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Dra. Nazrina Zuryani, M.A., Ph.D yang selalu mendukung kegiatan dari mahasiswanya dan mengharapkan kemajuan yang berarti baik bagi peserta, pun penyelenggara. “Maka saran saya adalah dibuat suatu forum yang membuat kita tahu bahwa dengan Udayana Bali Model United Nations ini, memang ada model yang bisa dikembangkan. Dan saya tekankan sekali lagi, menjadi manusia seperti mereka pertanyakan itu tidak mudah jika tidak membuat relasi dan networking yang canggih,” tuturnya. (sis/ben)