PRODI ILMU SEJARAH KENALKAN KAJIAN SEJARAH KESEHATAN PADA MAHASISWA

Dr. Vivek foto bersama dengan mahasiswa prodi Ilmu Sejarah setelah memberikan kuliah umum Sejarah Kesehatan di Ruang 6 Gedung Dr.Goris

Denpasar – Jumat (26/2018), Program studi Ilmu Sejarah selenggarakan kuliah umum dengan dosen Vivek Neelakantan asal India. Adapun materi yang disampaikan adalah tetang sejarah kesehatan era Soekarno. Bisa dikatakan kajian mengenai Sejarah Kesehatan merupakan program studi yang baru pertama kali diperoleh oleh mahasiswa prodi Ilmu Sejarah.

“Materi sejarah kesehatan ini memang belum pernah diajarkan kepada mahasiswa. Nah dengan adanya kesempatan kedatangan Dr. Vivek ke Universitas Udayana ini, beliau mau berbagai pengalaman dan lmunya untuk mengenalkan sejarah kesehatan di Indonesia. ini adalah hal yang sangat baik dalam membuka wawasan kia khususnya mahasiswa sejarah dalam memilih topik penelitian nantinya.” Ujar Dr. I Nyoman Sukiada, M.Hum., koordinator program studi Ilmu Sejarah.

Kuliah umum yang digelar di Gedung Goris ini pun disambut baik oleh civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya.  Tidak hanya mahasiswa, namun para dosen sejarah pun mengikuti kuiah umum ini.

Dalam pemaparan materinya, Dr. Vievek menjelaskan sejarah kesehatan di Indonesia pada masa Soekarno yang masih kental dengan pengobatan-pengobatan tradisional. Pada masa itu masyarakat pada masa pemerintahan Soekarno tidak menggunakan obat-obatan medis, dikarenakan Soekarno ingin menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang berdikari (berdiri datas kaki sendiri). Terlepas dari itu, terdapat beberapa faktor yang memang mengharuskan masyarakat melakukan pengobatan secara tradisional seperti jamu-jamuan, terutama di daerah pedesaan. Faktor tersebut adalah faktor ekonomi. Ketidakmampuan masyarakat dalam melakukan pengobatan secara medis mengharuskan mereka menggunakan tumbuhan-tumbahn alami untuk melakukan pengobatan. Dalam hal medis harusnya ini menjadi potensi yang bisa dikembangkan di Indonesia, agar tidak selalu ketergantungan dengan negara lain.

Leih dari itu Dr. Nyoman Wjaya, dosen sejarah mencoba mengkaitkan peristiwa kesehatan pada masa era Soekarno dengan Jokowi.

“Kesehatan masyarakat dalam sebuah negara sudah tentu turut menjadi tanggung jawab pemerintah dalam mengatasinya. Wabah pentakit campak pada masa Soekarno nyatanya terulang kembali pada masa Jokowi. Wabah difteri yang terjadi beberapa bulan lalu telah menelan korban, dan akhir-akhir ini Indonesia digemparkan dengan penyakit gizi buruk yang menyerang anak-anak dan balita di Papua hingga menewaskan puluhan korban. Apa yaang salah dengaan Indonesia?, pemerintahannya ataukah memang masyarakatnya. Tentu ini menjadi persolan besar pemerintah yang megatur jalannya roda-roda sosial baik dalam ekonomi maupun sosial.” Jelasnya. (Ism)