Ni Luh Gede Wiradani, Mahasiswa Teknologi Pangan FTP Unud Meraih Gold Medal 2 Tahun Berturut-Turut Di Ajang Internasional
Mahasiswa Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana yaitu Ni Luh Gede Wiradani mampu meraih Gold Medal 2 Tahun berturut-turut di Ajang Internasional.
Gold Medali pertama diraih pada Tahun 2021, ia dan timnya mampu bersaing dengan total 410 team dari 14 Negara pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiade yang di selenggarakan di Surabaya, 11-14 Desember 2021 oleh Indonesian Young Scientist Association.
Dengan perjuangan dan kegigihannya, pada Tahun 2022 tepatnya pada 14-17 Maret 2022, Ni Luh Gede Wiradani kembali berkolaborasi bersama rekan teamnya yang berasal dari 4 Perguruan Tinggi Berbeda yaitu Ni Putu Purmayanti (Universitas Bakrie), Ni Komang Ayu Tri Purnami (Politeknik Negeri Bali), Made Dwi Yulianti (Universitas Pendidikan Ganesha) dan Aplonya Marcho Zolbryth Mamulak (Terbuka University) mengikuti perlombaan tingkat internasional yaitu Youth Internasional Science Fair (YISF) 2022 yang dilaksanakan secara online melalui Zoom Meeting. Pada perlombaan YISF 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association dan diikuti oleh total 432 team dari 22 Negara dalam 5 Kategori Lomba, ia dan timnya kembali berhasil meraih Gold Medal dalam kategori Social Science.
Ni Luh Gede Wiradani dan Team mengangkat judul project yaitu Analysis of Pyramid Salt Existence and its Impact on the Socio-Economic Life of the Tejakula Coastal Community During the Covid-19 Pandemic. Ni Luh Gede Wiradani memaparkan bahwa project ini tentang eksistensi garam piramida dan dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Tejakula selama pandemi Covid-19. Alasan mengambil ide ini karena melihat kondisi ekonomi masyarakat di era pandemi Covid-19, banyak masyarakat yg kehilangan pekerjaan sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu terciptanya ide untuk menganalisis keberadaan garam piramida. Garam piramida ini termasuk sumber daya laut yang langka sehingga menarik untuk diteliti. Karena keberadaanya susah ditemukan dan kandungan air dari garam piramida ini lebih rendah serta memiliki tekstur yang lebih lembut sehingga harganya cukup mahal. Karena faktor harga tersebut, masyarakat Indonesia jarang menggunakan garam piramida sehingga garam ini lebih sering diekspor keluar negeri dan banyak diminati warga asing. Dengan meningkatnya nilai ekspor tersebut maka dapat menjadi peluang bisnis bagi masyarakat sekitar di era pandemi ini.
Untuk kedepannya Ni Luh Gede Wiradani juga mengatakan masih mengembangkan ide bersama timnya dan mengembangkan project kedepannya yang dapat dilakukan agar ide tentang Garam Piramida ini dapat lebih aplikatif dan tujuan dari projectnya dapat terealisasikan serta menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian tepatnya untuk masyarakat Desa Tejakula, Buleleng.