Indonesia kini punya Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati di Bali
Tiga puluh mahasiswa dan peneliti Indonesia dan 30 dari Amerika akan melakukan pelatihan dan penelitian keanekaragaman hayati laut Indonesia. Kegiatannya dipusatkan di Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Indonesia (Indonesian Biodiversity Research Center/IBRC), Lab Biomedik FKH Unud, Jl Sesetan Gang Markisa Denpasar. Pusat itu dibangun atas kerjasama Amerika-Indonesia, yaitu Department of Ecology and Evolutionary Biology University of California Los Angeles (UCLA), Old Dominion University Virginia, USA, Universitas Negeri Papua, Manokwari (UNIPA), Universitas Diponegoro, Semarang (UNDIP), dan Universitas Udayana (UNUD). Pusat juga didukung lembaga Smithsonian Institute, The National Museum of Natural History, USA. Pendirian pusat itu didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) sampai tahun 2012. Pusat ini sangat strategis. Sebagai negara yang disebut sebagai megabiodiversity, Indonesia miskin peneliti dan publikasi kekayaan lautnya sendiri. Keanekaragaman hayati laut Indonesia juga sangat berlimpah mengingat laut Indonesia berada dalam ”Coral Triangle” dunia yang merupakan pusat dari keanekaragaman hayati laut dunia. IBRC menggunakan teknologi genetika molekuler untuk memahami bagaimana keanekaragaman hayati itu terbentuk. Pengetahuan itu sangat penting sebagai dasar yang kuat untuk konservasi yang lebih efektif. Ekosistem yang menjadi pusat dari keanekaragaman hayati laut dunia ini dapat lestari. Hal tersebut terungkap dalam kegiatan peluncuran IBRC Bali, di Hotel Inna Bali Denpasar, Tanggal 10 Agustus 2010. Peluncuran ditandai dengan penanda-tanganan piagam kerjasama antara Rektor Universitas Papua, Rektor Universitas Diponogoro, representatif dari UCLA, dan rektor Universitas Udayana. Peluncuran diikuti simposium pendekatan molekuler untuk mempelajari biodiversitas Indonesia. Peneliti Amerika dan Indonesia menyajikan hasil pelatihan dan penelitian yang telah dilakukan sejak 2009. ”Kerjasama ini sangat produktif,” ujar Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. I Made Bakta. Aktivitas ini sejalan dengan misi Unud menjadi world class university, tambahnya. ”IBRC adalah magnet untuk menarik peneliti Indonesia dan Internasional untuk melakukan kajian biodiversitas,” kata Prof Dr I Gusti Ngurah Mahardika, salah satu kolaborator dan inisiator IBRC. Pusat itu akan mengakomodasi penelitian, pelatihan, jasa pengujian spesimen, dan koleksi spesies.