Dukung Pengembangan Dokumen RZ-LGR, FIB Unud Jadi Tuan Rumah PANDI – ICANN Meeting

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) menunjukan dukungan besarnya dalam upaya digitalisasi aksara dengan menjadi tuan rumah acara Pandi-ICANN Meeting, LGR of Balinese, Javanese, and Pegon Script yang dilaksanakan secara hybrid bertempat di Ruang Soekarno, Gedung Poerbatjaraka, FIB Unud pada Sabtu, (2/12/2023). Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unud, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unud, Perwakilan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Perwakilan Internet Cooperation for Assigned Names and Numbers (ICANN), Perwakilan Aksara Bali, Perwakilan Aksara Pegon, Perwakilan Aksara Jawa dan Komunitas Wikimedia.


Dalam sambutannya, Dekan FIB Unud, I Nyoman Aryawibawa, S.S., M.A., Ph.D, mengungkapkan rasa senangnya karena Fakultas Ilmu Budaya Unud mampu menjadi tempat terselenggaranya Pandi-ICANN Meeting, terlebih lagi Beliau mengungkapkan dukungan penuhnya terhadap proses terbentuknya digitalisasi aksara Bali, Pegon, dan Jawa.


“Kami dari FIB begitu mendukung terlaksananya acara ini terutama digitalisasi aksara Bali. Semoga dengan terselenggaranya acara ini mampu memberi hasil yang terbaik bagi pengembangan pemahaman mengenai aksara,” ungkap I Nyoman Aryawibawa, Ph.D.


Dalam kesempatan tersebut, John Sihar Simanjuntak, Ketua PANDI, menjelaskan bahwa kerjasama yang terjalin antara PANDI dan Fakultas Ilmu Budaya Unud merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian aksara Nusantara, tiga di antaranya adalah Aksara Bali, Aksara Pegon, dan Aksara Jawa, dengan harapan ketiga aksara ini dapat diakses oleh masyarakat pada perangkat digital. Terselenggaranya rapat kali ini dengan menghadirkan perwakilan ICANN dan para ahli aksara diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal dalam proses pengembangan aksara ini.


“Harapan saya nantinya, dengan melibatkan para pakar dan ahli aksara, dapat memberikan hasil positif pada dokumen Root Zone- Label Generation Rules (RZ-LGR) yang menjadi salah satu syarat mendaftarkan aksara kedalam bentuk digital, dan ketiga aksara mampu didigitalisasi,” ungkap John Sihar.


Dalam rangkaian acara yang berlangsung selama dua hari tersebut para peserta dari PANDI dan ICANN diajak untuk berkunjung ke museum Wiswakarma yang bertempat di daerah Batubulan, Gianyar. Pada hari kedua, berlangsung presentasi sekaligus workshop penulisan lontar oleh Dewa Ayu Carma Citrawati, S.S., M.Hum. yang merupakan salah satu dosen Program Studi Sastra Bali FIB Unud dan volunteer Wikimedia.


Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada hari kedua, terdapat 14 judul lontar yang dipamerkan kepada para peserta kegiatan. Dua diantaranya adalah lontar Usada Rare yang berisi tata cara pengobatan untuk bayi dan lontar Carcan Soca yaitu lontar yang berisi penamaan jenis-jenis batu permata. (nhw)